Senin 16 May 2022 20:48 WIB

Tren Kasus Covid-19 Harian Rendah, Indonesia Masuk Transisi Endemi?

Perlu kajian matang untuk tetapkan status endemi Covid-19 di Indonesia

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nashih Nashrullah
 Ilustrasi PPKM cegah Covid-19. Perlu kajian matang untuk tetapkan status endemi Covid-19 di Indonesia
Foto:

Berdasarkan data Satgas Covid-19, jumlah kasus aktif pada Senin (16/5) menurun 87 orang menjadi 4.697 kasus. Untuk kasus sembuh juga bertambah sebanyak 263 orang yang menyumbang ke total kesembuhan menjadi 5.889.797

Sementara kasus kematian bertambah 6 orang. Ini membuat total warga meninggal akibat terinfeksi dari awal pandemi menjadi 156.464 orang.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survei nasional yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 5 sampai 10 Mei 2022 mendapatkan temuan bahwa, sekitar 69 persen responden setuju apabila status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi. Sedangkan 8,5 persen responden menyatakan kurang setuju/tidak setuju sama sekali.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan empat alasan utama responden setuju pandemi diturunkan menjadi endemi ialah, penyebaran kasus Covid-19 sudah terkendali (26,8 persen), sebagai warga sudah dua kali vaksin (19,9 persen), agar perekonomian kembali berputar (19,6 persen), dan Covid-19 sudah dianggap seperti flu biasa (8,4 persen).

"Sebanyak 91 persen warga setuju ada pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat. Sebagai besar setuju juga pandemi diturunkan jadi endemi, 69 persen setuju, yang tidak setuju hanya 8 persen sedangkan yang tidak tahu 22 persen mungkin karena tidak paham istilah," kata Burhanuddin dalam Rilis Hasil Survei Indikator Politik Indonesia secara daring, Ahad (15/5/2022).

Perihal dengan kinerja pemerintah dalam penanganan arus mudik lebaran lalu, sebanyak 73.8 persen warga puas terhadap kinerja pemerintah dalam menangani arus mudik Lebaran tahun ini.

Masih berdasarkan survei terkait kinerja Pemerintah dalam menangani arus mudik, 77,5 persen responden menilai kepolisian sangat/cukup berperan dalam mengatur kelancaran arus mudik tahun ini.

Hadir dalam kesempatan yang sama, epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Pandu Riono mengatakan, pihaknya telah memberikan masukan ke pemerintah agar tak lagi terfokus pada pembatasan pergerakan kegiatan masyarakat atau PPKM. "Jadi lepas saja. PPKM tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang," kata Pandu.

Karena, berdasarkan data pergerakan masyarakat yang luar biasa sejak Januari sampai 5 Mei kemarin, dan kekhawatiran kenaikan kasus tidak terjadi. Pun demikian pada kondisi gelombang omicron yang tidak setinggi pada saat serangan delta tahun lalu. "Mengapa? Karena kita sudah berhasil mendorong pemerintah untuk fokus meningkatkan imunitas penduduk," kata Pandu.

Baca juga: Amalan Sunnah yang akan Didoakan Puluhan Ribu Malaikat

Kementerian Kesehatan dinilai mampu dengan konsisten melakukan prioritas vaksinasi pada kelompok rentan dan wilayah aglomerasi. Kerjasama masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi juga menjadi faktor terkendalinya kasus saat ini.

 

"Sampai sekarang angka reproduksi efektif meski ada kenaikan karena mudik kemarin tetapi tetap di bawah satu artinya tidak ada kenaikan lonjakan berarti pada pekan-pekan mendatang," ujarnya.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement