Stasiun Padat Pemudik, Jasa Porter Kembali Bergeliat

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Dwi Murdaningsih

Kamis 28 Apr 2022 19:55 WIB

Porter membawa barang bawaan penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (27/4/2022). Lima hari jelang hari raya Idul Fitri 1433 Hijriah terdapat 17.400 penumpang kereta api melakukan mudik dari Stasiun Pasar Senen. Republika/Putra M. Akbar Foto: Republika/Putra M. Akbar Porter membawa barang bawaan penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Rabu (27/4/2022). Lima hari jelang hari raya Idul Fitri 1433 Hijriah terdapat 17.400 penumpang kereta api melakukan mudik dari Stasiun Pasar Senen. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Gerombolan penumpang yang hilir mudik menjadi pemandangan yang sangat dirindukan oleh Dadang. Pria asal Cicalengka yang sudah 30 tahun mengabdikan diri sebagai pramubarang atau biasa disebut porter di Stasiun Bandung ini mengaku sangat bersyukur dengan adanya perizinan mudik tahun ini. 

“Alhamdulillah setelah dua tahun berhenti, Porter juga tidak bisa beraktivitas, sekarang Alhamdulillah bersyukur sudah bisa aktif kembali,” kata Kordinator Porter Stasiun Bandung ini. 
 
Jumlah penumpang Stasiun Bandung, kata Dadang, meningkat cukup drastis, bahkan tiket keberangkatan beberapa tujuan seperti Jakarta, Surabaya dan Malang sudah ludes terjual.
 
Kepadatan ini tentu akan menjadi angin segar bagi Dadang dan 66 porter Stasiun Bandung yang memang selama dua tahun terakhir harus menganggur, imbas aturan pembatasan perjalanan. 
 
Selama dua tahun terakhir, Dadang dan puluhan porter lainnya terpaksa membanting stir dan bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. 
 
“Alhamdulillah hari ini (28/4/2022) saya tadi dari jam 09.00 sudah dapat empat jalan. Alhamdulillah. Kalau Rp 20 ribu perorang berarti bisa dapat Rp 80 ribu. Tarif memang ditentukan penumpang, kita tidak tarifkan,” kata dia. 
 
Saat awal pandemi, Dadang mengaku sempat bekerja sebagai buruh panggilan, dan ini hampir dirasakan oleh sebagian besar porter Stasiun Bandung. Saat pemerintah memutuskan untuk membuka kembali akses mudik, dia dan seluruh porter mengaku sangat bersyukur karena dapat kembali beraktivitas sebagaimana mestinya. 
 
Meski stasiun telah kembali ramai, namun menurut Dadang jumlah ini masih lebih sedikit jika dibandingkan masa-masa sebelum pandemi khususnya saat arus mudik. Selama pandemi, dalam sehari, Dadang mengaku hanya dapat melayani dua hingga tiga penumpang saja, ini cukup jauh jika dibandingkan sebelum pandemi, dimana dia bisa melayani hingga lima penumpang dalam sehari.  
 
“Kalau tidak pandemi sebenarnya lumayan, bisa sampai lima jalan, kalau sekarang porter masuk semua, tapi penumpang tidak terlalu banyak, dan sedikit yang nyuruh (pakai jasa Porter), kita kan tidak maksa tidak ada target atau tarif juga,” keluhnya.
 
Untuk memastikan agar seluruh porter mendapatkan kesempatan mendulang rejeki yang sama, Dadang sengaja membagi seluruh porter menjadi dua bagian, dimana masing-masing porter diberikan jatah waktu sehari untuk menjajakan jasanya. 
 
“Jadi biar rata, kita atur shift nya. Jadi ada tim merah dan hijau, bergantian setiap 24 jam,” kata dia. 

Terpopuler