Selasa 26 Apr 2022 19:25 WIB

Anggota Parlemen Uni Eropa Desak Jerman Segera Embargo Minyak Rusia

50 anggota Parlemen Eropa menuntut Jerman segera embargo minyak Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Nord Stream 2 adalah pipa gas alam sepanjan 1.230 kilometer di bawah Laut Baltik, membentang dari Rusia ke pantai Baltik, Jerman. Anggota parlemen dari semua kelompok politik di Parlemen Eropa telah mendesak Jerman untuk memberlakukan embargo impor energi Rusia.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Nord Stream 2 adalah pipa gas alam sepanjan 1.230 kilometer di bawah Laut Baltik, membentang dari Rusia ke pantai Baltik, Jerman. Anggota parlemen dari semua kelompok politik di Parlemen Eropa telah mendesak Jerman untuk memberlakukan embargo impor energi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Anggota parlemen dari semua kelompok politik di Parlemen Eropa mendesak Jerman memberlakukan embargo impor energi Rusia. Uni Eropa berencana menetapkan paket sanksi keenam kepada Rusia dalam waktu dekat.

Dalam sebuah surat tertanggal 23 April 2022 dan diterbitkan outlet berita Politico, 50 anggota Parlemen Eropa menuntut Kanselir Jerman Olaf Scholz menjatuhkan sanksi keras pada impor energi Rusia. Surat tersebut ditandatangani oleh perwakilan sebagian besar negara anggota dan seluruh spektrum politik Uni Eropa di Parlemen Eropa.

"Jerman dan Uni Eropa seharusnya tidak membuktikan diri mereka rentan terhadap pemerasan (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Karena itu, kami meminta Pemerintah Jerman untuk mengambil sikap di sisi yang benar dari sejarah," kata isi surat itu, dilansir Anadolu Agency, Selasa (26/4/2022).

Para anggota parlemen berpendapat, Uni Eropa membayar 800 juta euro setiap hari kepada Putin, dan secara tidak langsung membantu membiayai perang Rusia di Ukraina. Mereka menambahkan, jika terus berlanjut, maka Uni Eropa akan membayar lebih dari 200 miliar euro kepada Rusia pada akhir tahun.

Para anggota parlemen mengakui bahwa, ada kekhawatiran Jerman tentang penurunan ekonomi yang serius jika mengambil langkah embargo minyak. Menurut mereka, Jerman terlalu berlebihan dalam memperkirakan pertumbuhan ekonomi.

Surat tersebut mengeklaim, pemotongan impor produk minyak dan minyak bumi dari Rusia akan mengakibatkan kerugian PDB Jerman antara 0,5 persen sampai 3 persen. Sementara di embargo minyak akan menyebabkan penurunan pendapatan Rusia antara 30 persen sampai 40 persen.

"Kami sangat percaya, Jerman dapat memimpin negara-negara anggota Uni Eropa lainnya untuk mengatasi kebuntuan politik saat ini, dan segera menerapkan embargo energi Rusia," ujar para anggota parlemen dalam suratnya.

Menurut laporan media, Uni Eropa diperkirakan mengadopsi sanksi putaran keenam terhadap Rusia pada pekan ini. Uni Eropa telah mengalokasikan anggaran senilai 1,5 miliar euro dalam bentuk dukungan militer ke Ukraina, dan mengadopsi lima paket sanksi sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari.

Paket sanksi mencakup tindakan pembatasan yang menargetkan individu, termasuk Presiden Putin, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, oligarki, dan perwira militer. Uni Eropa juga telah melarang impor batu bara dan ekspor barang mewah ke Rusia. Termasuk mengecualikan bank Rusia dan Belarusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement