Rabu 06 Apr 2022 03:03 WIB

Apakah Lebih Murah dan Mudah Kalau Pakai Minyak Kelapa?

Membeli minyak kelapa ke pasar jauh harganya lebih mahal dibanding minyak CPO.

Kader PDI Perjuangan meyaring minyak kelapa ketika mengikuti acara demo memasak tanpa minyak goreng di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Senin (28/3/2022).
Foto: Prayogi/Republika.
Kader PDI Perjuangan meyaring minyak kelapa ketika mengikuti acara demo memasak tanpa minyak goreng di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Oleh : Ratna Puspita, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Harga minyak goreng masih juga belum turun. Tidak terbayangkan bagaimana memberatkannya kondisi ketika Ramadhan. Bulan ketika sebagian umat Islam menikmati buka puasa dengan gorengan sehingga mendorong penjual-penjual takjil dadakan. 

Apakah umat Islam akan beralih ke rebusan seperti saran politisi atau penjual takjil akan menggunakan minyak kelapa sebagai pengganti minyak dari kelapa sawit? Soal minyak kelapa ini, sejumlah politisi turut 'mengampanyekannya' sebagai alternatif minyak goreng. 

Pada Rabu (23/3/2022), Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mendorong warga untuk tidak terlalu bergantung pada minyak goreng jenis Crude Palm Oil (CPO). Warga bisa menggunakan minyak kelapa sebagai alternatif untuk memasak makanan.

Ada tiga alasan Moeldoko. Pertama, warga Indonesia lebih dahulu mengenal produk minyak goreng kelapa. Kedua, Indonesia memiliki banyak kelapa. Ketiga, minyak kelapa lebih sehat.

Selain Moeldoko, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar demo masak tanpa minyak goreng pada Senin (28/3/20220). Pada acara tersebut, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memamerkan cara membuat minyak goreng dari kelapa. 

Hasto menceritakan pengalaman ketika hidup di desa. Setiap hajatan seperti sunatan, ibu-ibu di desanya akan berkumpul dan membuat minyak goreng dari kelapa. 

Pertanyaannya adalah, apakah membuat minyak kelapa semudah dan semurah itu? Jika Anda membeli minyak kelapa ke pasar, sudah jelas harganya jauh lebih mahal dibandingkan minyak dari CPO. Bahkan, ketersediaan salah satu merek minyak kelapa untuk menggoreng di supermarket juga kadang tidak ada. 

Ilustrasi lain, seperti dilansir Manado Post, pembuat minyak kelapa di Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) Sulawesi Utara menjual 1 kilogram minyak kelapa seharga Rp 20 ribu. Sementara harga 1 liter minyak goreng kemasan sekitar 24 ribu sampai 27 ribu. Harga yang tidak berbeda jauh mengingat ukuran 1 kilogram tidak sampai 1 liter.

Bagaimana dengan membuatnya? Pengalaman Sekjen PDIP menunjukkan bahwa membuat minyak kelapa tidak lah mudah. Ada banyak ibu terlibat dalam pembuatan minyak kelapa untuk sebuah hajatan.

Saya tidak sedang mengajak untuk tidak menggunakan minyak kelapa. Di rumah saya, kebetulan ada empat anggota keluarga memiliki diet berbeda, dua di antaranya selalu memasak menggunakan minyak kelapa dan satu di antaranya selalu makan rebusan. 

Hal yang patut diingat adalah para politisi dan sebagian kecil lain, termasuk mungkin keluarga saya, adalah orang-orang yang bisa memilih, apakah hari ini saya mau masak dengan minyak goreng dari CPO atau minyak goreng dari kelapa, apakah hari ini saya akan merebus jagung atau menggoreng dada ayam. 

Saya juga mungkin tidak khawatir ketika gas lebih cepat habis karena merebus sering kali membuat kompor menyala lebih lama. Kalau habis, ya, tinggal beli saja. 

Namun, tidak semua orang punya pilihan seperti para politisi dan orang-orang dengan keistimewaan lainnya. Sebagian orang lain belum tentu bisa makan. Sebagian orang lain harus menambahkan minyak dari CPO supaya makanannya tetap enak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement