Kamis 31 Mar 2022 17:10 WIB

Jerman Pulangkan 10 Wanita dan 27 Anak-Anak dari Kamp ISIS

Tahun lalu, Jerman memulangkan delapan ibu dan 23 anak mereka dari kamp Roj.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan telah memulangkan 10 wanita dan 27 anak-anak dari sebuah kamp tempat tersangka anggota ISIS ditahan di Suriah.
Foto: AP/Markus SchreiberPOOL AP
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan telah memulangkan 10 wanita dan 27 anak-anak dari sebuah kamp tempat tersangka anggota ISIS ditahan di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Pemerintah Jerman memulangkan 10 wanita dan 27 anak-anak dari sebuah kamp tempat tersangka anggota ISIS ditahan di Suriah. Menurut Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, kelompok itu dipulangkan dari kamp Roj pada Rabu (30/3/2022) malam.

Baerbock mengungkapkan, operasi pemulangan tersebut “sangat sulit”. Setelah tiba di Jerman, beberapa ibu yang dipulangkan segera ditahan. Sementara untuk anak-anak, dia mengisyaratkan akan memberi perlindungan dan hak dasar mereka.

Baca Juga

“Ke-27 anak itu, pada akhirnya, adalah korban ISIS, dan mereka memiliki hak untuk masa depan yang lebih baik, jauh dari ideologi mematikan, serta untuk hidup dalam keamananm seperti yang kita harapkan untuk anak-anak kita sendiri. Para ibu harus bertanggung jawab atas tindakan mereka,” kata Baerbock, Kamis (31/3/2022).

Dia mengungkapkan, mayoritas anak-anak Jerman yang ibunya bersedia kembali ke Jerman telah dibawa ke tempat aman. “Sekarang hanya ada beberapa kasus khusus di mana kami terus bekerja pada solusi individu,” ujarnya.

Baerbock berterima kasih kepada otoritas Kurdi Suriah dan Amerika Serikat (AS) karena telah memberi dukungan logistik kepada Jerman dalam operasi pemulangan. Pada Oktober tahun lalu, Jerman memulangkan delapan ibu dan 23 anak mereka dari kamp Roj. Pada saat yang sama, Denmark turut memulangkan tiga wanita dan 14 anak dari kamp tersebut.

Pada awal Februari lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pasukan negaranya telah melakukan operasi penumpasan ISIS di barat laut Suriah. Dalam operasi tersebut, pemimpin tertinggi ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas. “Berkat keterampilan dan keberanian angkatan bersenjata kami, kami telah keluar dari medan perang Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quaryshi, pemimpin ISIS,” kata Biden dalam sebuah pernyataan pada 3 Februari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement