Kamis 17 Mar 2022 13:00 WIB

Dakwah Digital Bagi Milenial

Dakwah harus punya nilai positif menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang toleran.

KH. Nurul Badruttamam, S.Ag., M.A, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU Masa Khidmat 2022-2027
Foto:

Membincang tentang dakwah, kita akan disodorkan sejarah dakwah dari masa ke masa. Jika pada zaman Rasulullah dan para sahabat media dakwah sangat terbatas, hanya berkisar pada dakwah qauliyah bi al-lisan dan dakwah fi’liyah bi al-uswah ditambah dengan media penggunaan surat (rasail), maka akses digital mempermudah dakwah dengan memanfaatkan teknologi berdasarkan Alquran dan Sunnah.

Kendati demikian, kemudahan dalam berdakwah dengan media digital tidak seharusnya dilakukan dengan cara yang salah, sehingga menimbulkan paham radikalisme, terorisme atau ekstremisme karena dominasi budaya digital yang erat bersinggungan dengan penyebaran pola konsumsi dan gaya hidup serba instan. Dakwah harus memiliki nilai positif untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang toleran dan moderat.

Saat ini media sosial telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan mengakar hasil dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bahkan dapat dikatakan media sosial sudah seperti makanan pokok bagi masyarakat.

Akses digital mempermudah segala sesuatunya hingga menjadi jalan pintas bagi manusia yang menyukai kemudahan secara instan. Para pengguna dapat berbagi, mengetahui, mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah dari ruang virtual kemajuan teknologi yang semakin canggih. Di situlah peran dan tantangan bagi dai dalam menjalankan perannya untuk berdakwah.

Dai di era digital harus memiliki strategi dakwah agar sesuai dengan target audience-nya. Manajemen dakwah dengan melihat trend yang sedang digandrungi oleh masyarakat menjadi hal mutlak yang harus dimiliki supaya menjadi daya pikat tersendiri bagi generasi milenial.

Sebagai contoh, penggunaan podcast dalam platform media sosial yang saat ini sedang marak diakses oleh masyarakat. Generasi milenial nahdliyin juga harus aktif mensyiarkan kebaikan melalui platform media sosialnya. Jangan hanya sebagai followers atau pengikut saja. Pemahaman terhadap algoritma media sosial adalah kata kunci sukses berdahwah dengan media digital.

Generasi muda nahdliyin harus tanggap teknologi, menjadi yang terdepan mengawal peradaban Islam ahlus sunna wal jamaah. Mampu melahirkan konten-konten Islam yang ramah dan adaptif sehingga sesuai dengan amanat dakwah Kanjeng Nabi Muhammad SAW, menjadi Islam yang Rahmatan lil alamiin. Bukan hanya sebagai followers, tapi sebagai agent of change.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement