Kamis 17 Mar 2022 00:23 WIB

Italia Butuh 3 Tahun untuk Gantikan Penuh Impor Gas Rusia

Italia mengimpor sekitar 30 miliar meter kubik (bcm) gas dari Rusia setiap tahun.

 FILE - Sebuah tanda bertuliskan Nord Stream 2 Committed. Handal. Safe. tergantung di atas peta yang dicat di stasiun penerima gas alam di kawasan industri Lubmin di Lubmin, Jerman, 16 November 2021. Pemerintah baru Jerman menghadapi segunung masalah terkait dengan Rusia sejak menjabat bulan lalu. Menteri luar negeri Jerman melakukan kunjungan terbang ke Washington pada hari Rabu untuk menyoroti sikap bersama antara pemerintahnya dan Amerika Serikat di Rusia.
Foto: Stefan Sauer/dpa melalui AP
FILE - Sebuah tanda bertuliskan Nord Stream 2 Committed. Handal. Safe. tergantung di atas peta yang dicat di stasiun penerima gas alam di kawasan industri Lubmin di Lubmin, Jerman, 16 November 2021. Pemerintah baru Jerman menghadapi segunung masalah terkait dengan Rusia sejak menjabat bulan lalu. Menteri luar negeri Jerman melakukan kunjungan terbang ke Washington pada hari Rabu untuk menyoroti sikap bersama antara pemerintahnya dan Amerika Serikat di Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia akan membutuhkan setidaknya tiga tahun untuk sepenuhnya mengganti impor gasnya dari Rusia dengan sumber energi lain, kata Menteri Transisi Ekologi Roberto Cingolani, Rabu (16/3/2022). Roma mengimpor sekitar 30 miliar meter kubik (bcm) gas dari Rusia setiap tahun - sekitar 40 persen dari total impor gasnya - dan sedang mencari untuk mendiversifikasi pasokan energinya dalam menanggapi invasi Moskow ke Ukraina.

Berbicara di depan majelis tinggi Senat, Cingolani mengatakan sepenuhnya mengganti gas Rusia mungkin dalam jangka waktu minimal tiga tahun. Dia mengatakan 20 bcm dapat diganti dalam jangka pendek hingga menengah, berkat serangkaian tindakan yang beragam.

Baca Juga

Di antaranya, ia menyebutkan kemungkinan peningkatan impor gas sebesar 9 bcm dari Aljazair dan peningkatan produksi termoelektrik bertenaga batu bara dan minyak, yang dapat menggantikan 3-4 bcm gas.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement