Sabtu 05 Mar 2022 18:44 WIB

Prof Sudarnoto Harap Pemerintah RI Upayakan Perdamaian Rusia-Ukraina

Sebagai sahabat kedua negara, Indonesia bisa minta Rusia hentikan invasi ke Ukraina.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Prof Sudarnoto Abdul Hakim.
Foto: dok. Istimewa
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Prof Sudarnoto Abdul Hakim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Prof Sudarnoto Abdul Hakim berharap, pemerintah untuk ikut serta mengupayakan perdamaian dalam konflik Rusia-Ukraina. "Kepada pemerintah RI, saya sangat berharap peran-peran yang lebih strategis dan taktis dalam ikut serta mengupayakan perdamaian Rusia-Ukraina," kata Sudarnoto dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (5/3/2022).

Sebagai sahabat Rusia dan Ukraina, kata dia, Indonesia berpeluang untuk meyakinkan negeri Beruang Merah itu agar menghentikan serangannya terhadap Ukraina. Sudartono menyeru, pemerintah RI perlu mendorong Rusia duduk bersama dengan Ukraina untuk membahas dan melaksanakan langkah perdamaian.

"Pengalaman kesepakatan damai yang dilakukan di berbagai negara yang bertikai menunjukkan bahwa trust (kepercayaan) sangatlah penting, jangan ada satu pun yang mengkhianati," kata guru besar UIN Syarif Hidayatullah tersebut. (Baca: Politikus Irlandia Bongkar Kemunafikan Barat Sanksi Rusia, tapi Tutup Mata Kejahatan Israel)

Menurut dia, Indonesia tetap berkomitmen untuk menciptakan perdamaian abadi di manapun. Karena itu, langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah RI sangat berarti untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina. "Serangan atau agresi militer yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata Sudarnoto.

Dia mengatakan, korban jiwa dari kalangan sipil yang tidak berdosa semakin banyak, kerusakan infrastruktur juga semakin masif, dan kebutuhan pokok semakin sulit didapatkan di Ukraina. "Semua ini mengancam kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan dan juga keamanan," ucap Sudartono.

Yang juga pasti, lanjut dia, agresi militer akan mengakibatkan masa depan anak-anak Ukraina semakin suram. "Tidak terbayangkan, sebuah tatanan dunia ke depan yang seharusnya dibangun berdasarkan kepada prinsip-prinsip keadaban dan ketertiban dunia dan penghormatan yang tinggi terhadap kedaulatan dan kemanusiaan justru masih diwarnai dengan peperangan dan penghancuran," kata Sudartono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement