Kamis 10 Mar 2022 17:12 WIB

Arti Penting Ekskavasi Situs Srigading

Candi di Srigading ini mempunyai gaya Mataram Kuno

Keberadaan Situs Srigading menandakan adanya peradaban di Jawa Timur bahkan sebelum Empu Sindok memindah kekuasaan ke Jawa Timur.
Foto: Republika.co.id
Keberadaan Situs Srigading menandakan adanya peradaban di Jawa Timur bahkan sebelum Empu Sindok memindah kekuasaan ke Jawa Timur.

Oleh : Muhammad Fakhruddin, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Melihat masa lalu sama pentingnya dengan melihat masa depan. Ketika usia kemerdekaan Indonesia baru berusia 76 tahun mungkin usianya relatif masih belia bagi berjalanan suatu negara bangsa. Namun dari penemuan di Situs Srigading ini menandakan usia perjalanan bangsa ini sudah mencapai lebih dari satu milenium untuk suatu peradaban.

Adalah Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) yang melaksanakan kegiatan ekskavasi di Situs Srigading, Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang sejak beberapa waktu lalu.

Keberadaan Situs Srigading sebenarnya sudah diketahui masyarakat sejak lama. BPCB pertama kali mendapatkan laporan dari pemerhati budaya pada 1985 atau 1986. Banyak masyarakat dan pemerhati budaya yang rutin datang ke Situs Srigading. Hal ini karena masyarakat setempat masih menganggap keramat situs tersebut sampai sekarang. Namun entah mengapa saat itu tidak dilakukan ekskavasi sehingga diabaikan begitu saja.

Tahun ini, tim BPCB pun bisa melaksanakan ekskavasi dengan Yayasan Kaloka sebagai donaturnya. Ketua Tim Ekskavasi Situs Srigading dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan dengan adanya kegiatan ini, pihaknya, yayasan dan masyarakat tentu ingin melihat ada potensi candi atau tidaknya di situs tersebut.

 

Selain untuk melihat bentuk asli situs, ekskavasi juga ditujukan agar tidak ada pencurian di Situs Srigading. Arca yoni sempat akan dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab pada 2020. Kemudian arca berhasil dikembalikan oleh masyarakat untuk kemudian dicor bagian bawahnya agar tidak mudah diambil.

Sehingga upaya untuk menampakkan situs ini, menurut Wicaksono, menjadi sangat penting dan perlu segera dilakukan sebelum ini kemudian hilang dari wilayah Kabupaten Malang.

Berdasarkan temuan yang ada, gaya arsitektur candi ini masih bergaya Mataram Kuno sekitar abad kesepuluh. Menurut Wicak, candi di Situs Srigading kemungkinan sudah berdiri sebelum Mpu Sindok menjadi raja.

Pasalnya, Wicak menduga candi ini masih berkaitan dengan prasasti Linggasutan yang ditemukan di Dusun Lowokjati. Prasasti Linggasutan mengungkapkan, adanya permintaan pembebasan pajak kepada Mpu Sindok yang saat itu berkuasa.

Lebih tepatnya, ketika Prasasti Sangguran yang ditulis pada 928 menyebutkan, saat itu Mpu Sindok masih menjadi Rakai Hino atau Wakil Raja. Kemudian berdasarkan Prasasti Linggasutan pada 929, Mpu Sindok tercatat sudah menjadi raja dalam jeda satu tahun. Wicak menduga, selama satu tahun masa transisi tersebut telah terjadi pemindahan pusat kekuasaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Jadi, menurut Wicak, candi ini sebenarnya sudah ada sebelum Sindok memindahkan kekuasaan ke Jawa Timur. Wicak menyimpulkan, meskipun pusat Mataram Kuno masih di Jawa Tengah saat candi di Situs Srigading berdiri, ini bukan berarti di Jawa Timur tidak ada peradaban. Jawa Timur sudah memiliki peradaban termasuk kaitannya dengan Kerajaan Kanjuruhan yang telah ada sejak abad ketujuh.

Sesuai dengan isi prasasti Linggasutan yang ditulis pada 929 masehi atau era Mpu Sindok, candi di Srigading ini mempunyai gaya Mataram Kuno berdasarkan ciri-ciri arca yang ditemukan oleh Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

Serupa dengan gaya relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan, ukuran bata di Situs Srigading juga cukup besar. Bata setidaknya mempunyai panjang 15 centimeter (cm), lebar 22 cm dan tebal sekitar 10 sampai 11 cm. Sebab itu, pihaknya mengidentifikasikan bata ini berasal dari masa pra-Majapahit atau Mataram Kuno.

Sejarah yang menandakan adanya peradaban di Jawa Timur bahkan sebelum Empu Sindok memindah kekuasaan ke Jawa Timur ini, menunjukkan arti penting ekskavasi di Situs Srigading. Peradaban yang pernah muncul di Nusantara namun belakangan terlupakan, terlebih oleh maraknya konflik identitas akhir-akhir ini.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement