Kamis 24 Feb 2022 23:18 WIB

Dinkes Gunung Kidul Wacanakan Puskesmas Ponjong II sebagai Isoter

Kasus harian Covid-19 mengalami lonjakan yang sangat signifikan.

Dinkes Gunung Kidul Wacanakan Puskesmas Ponjong II sebagai Isoter (ilustrasi).
Foto: Humas Pemkot Malang
Dinkes Gunung Kidul Wacanakan Puskesmas Ponjong II sebagai Isoter (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewacanakan Puskesmas Ponjong II di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, sebagai tempat isolasi terpusat (isoter) bagi pasien COVID-19 karena memiliki fasilitas yang lengkap dan kasus positif naik signifikan.

"Berdasarkan hasil beberapa kali pembahasan dengan pemangku kepentingan, opsi tempat isolasi terpusat adalah Puskesmas Ponjong II," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga

Ia mengakui penambahan kasus harian konfirmasi positif COVID-19 mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Pada hari ini, ada penambahan sebanyak 221 kasus.

Sehingga kasus aktif COVID-19 di wilayah ini sebanyak 954 kasus baik isolasi di rumah sakit atau isolasi mandiri. "Penambahan kasus hari ini belum setinggi pada pada 13 Juli 2021 yang mencapai 409 kasus," katanya.

Untuk itu, lanjut Dewi, Dinkes Gunung Kidul berupaya mempercepat menyediakan isoter untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan dan penanganan dalam sekala sedang dan tidak memungkinkan dirawat di rumah atau isolasi mandiri.

Adapun di Puskesmas Ponjong II terdapat gedung yang bisa digunakan sebagai isoter. Puskesmas ini sebelumnya memang diproyeksikan akan menjadi rumah sakit tipe D.

Meski demikian, Dewi mengatakan wacana tersebut belum final. Sebab perlu berbagai persiapan agar gedung di Puskesmas Ponjong II layak digunakan sebagai isoter. "Tentu harus dibenahi agar fasilitas layak digunakan," katanya.

Dewi tetap berharap agar tiap kecamatan juga mengaktifkan kembali selter isolasi masing-masing. Menurutnya, keterjangkauan perlu jadi indikator.

Menurutnya, belum tentu semua orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 bisa langsung mencapai isoter yang dikelola Pemkab. Apalagi jika mereka tinggal di wilayah yang jauh dari isoter. "Jadi mereka tidak perlu jauh-jauh ke isoter, cukup di selter kecamatan masing-masing," kata Dewi.

Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan, Setda Gunung Kidul, Azis Saleh mengatakan ada 23 selter yang bisa digunakan untuk karantina. "Seluruh selter ini lokasinya menyebar di 18 kecamatan dan empat rumah sakit," kata Azis.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement