Senin 07 Feb 2022 10:33 WIB

Berharap MotoGP tak Sekadar Balapan

Jangan hanya keseruan balapan MotoGP tapi boncos di sisi perekonomian.

Penyelenggaraan event MotoGP Mandalika diharapkan membawa dampak ekonomi. Foto Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda motor Kawasaki W175 custom saat melaksanakan kunjungan kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (13/1/2022). -ilustrasi-
Foto: Antara/Setpres-Agus Suparto
Penyelenggaraan event MotoGP Mandalika diharapkan membawa dampak ekonomi. Foto Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda motor Kawasaki W175 custom saat melaksanakan kunjungan kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis (13/1/2022). -ilustrasi-

Oleh : Fuji Pratiwi, Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 2017 lalu, di hari terakhir bertugas sepanjang Ramadhan di Mataram, NTB, saya sempat singgah di Mandalika. Jangankan sirkuit internasional, jalan menuju ke sana saja masih belum mulus.

Sekarang, perhelatan MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, sudah di depan mata. Pada 18 hingga 20 Maret 2022 nanti, keseruan adu cepat yang biasa saya tonton di tv, insyaa Allah riil dihelat di Indonesia. Aduhai, bangga!

Lintasan balap Sirkuit Pertamina Mandalika membawa macam-macam harapan. Presiden Joko Widodo bilang, Mandalika jangan cuma urusan balapan, tapi harus membawa dampat ekonomi positif bagi masyarakat di sana.

Ya, saya setuju dengan itu. Apalagi, sirkuit sepanjang 4,31 km dengan 17 tikungan itu berada dalam kawasan ekonomi khusus. Ada imbas ekonomi yang diciptakan dengan hadirnya sirkuit. Sirkuit bukan objek pasif, tapi menjadi aset aktif.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan, dampak ekonomi lokal dari penyelenggaraan MotoGP diproyeksi 20-30 persen. Kemenparekraf memproyeksi kunjungan wisatawan asing dan domestik selama perhelatan MotoGP Mandalika pada Maret mendatang akan mencapai 100 ribu orang.

Baca juga : Tes MotoGP di Mandalika Jadi Momen Penting untuk Yamaha di Awal Musim

Di sisi akomodasi hotel dan penginapan di Lombok, jumlahnya hanya 23 ribu unit per Desember 2021. Di Mataram yang menjadi merupakan ibu kota Provinsi NTB, total ada 2.758 kamar hotel yang terdaftar dalam asosiasi. Adapun, tingkat okupansi hotel dipastikan akan mencapai 100 persen saat MotoGP berlangsung.

Selain hotel berbintang, Pemprov NTB juga mendata rumah warga yang layak dijadikan homestay para penonton MotoGP. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan jumlah wisatawan ke NTB yang diprediksi meningkat lima hingga 10 kali dari kondisi normal.

Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR juga sudah membantu sejumlah homestay agar makin bagus. Plus, sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf agar standar higienitasnya sesuai standar sehingga para tamu aman dan nyaman.

Kegembiraan saya juga bertambah saat membaca kabar bahwa Kemenkop UKM akan menggandeng pelaku UKM untuk mempromosikan produk mereka di area Mandalika saat MotoGP berlangsung. UKM yang ikut pun dikurasi sehingga yang ikut adalah yang benar-benar siap.

Baca juga : Pembalap dan Ofisial MotoGP Mandalika tak Wajib Karantina

Untuk acara internasional, hal itu wajar. Karena produk khas Indonesia akan jadi representasi citra Indonesia di mata pengunjung. Apalagi, Presiden juga sudah merestui kuota penonton MotoGP ditambah dari 65 ribu orang jadi 100 ribu orang.

Penjualan tiket MotoGP juga tidak kalah seru. Efeknya berganda. Penjualan tiket tidak hanya secara online melalui Online Travel Agent (OTA) Tiket.com, tapi juga melalui jaringan ritel Alfamart dan Indomaret.

Itu baru pada level yang ditangani pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan swasta. Belum lagi bisnis-bisnis yang dikelola masyarakat secara swadaya di Lombok. Mulai dari sewa kendaraan, warung makanan minuman, pedagang cinderamata, hingga juru parkir. Amboi!

Gambaran itu terbilang mantap. Namun, Kemenparekraf, Kemenkop UKM, Pemprov NTB, BUMN, swasta, dan pihak-pihak berkepentingan harus menghitung ulang secara riil usai MotoGP agar proyeksi ekonominya benar-benar terukur. Jangan sampai kita dan masyarakat sekitar sudah dapat keseruan, keramaian, capek dan macetnya, tapi boncos di sisi perekonomian.

Baca juga : 23 Hotel Ikuti Travel Bubble Tes Pramusim MotoGP Mandalika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement