Rabu 26 Jan 2022 17:16 WIB

25 Peserta Ikuti Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Nazhir di Yogyakarta

Tugas nazhir adalah memberikan laporan penerimaan dan pengelolaan harta benda wakaf.

Rep: my42/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir yang digelar Badan Wakaf Indonesia di Yogyakarta.
Foto: Hanita Athasari Zain
Kegiatan pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir yang digelar Badan Wakaf Indonesia di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir di Hotel Grand Rohan, Yogyakarta, 26-28 Januari 2022. Pelatihan ini bertujuan memberikan pembinaan bagi para nazhir untuk membuat perencanaan penerimaan harta wakaf dengan memanfaatkan digitalisasi.

Tujuan akhir dari pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir ini adalah membentuk nazhir yang berkompeten dengan mampu membuat laporan perencanaan penerimaan harta wakaf yang baik dan transparan. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Wakaf Indonesia (LSPBWI), Prof Nurul Huda menyampaikan, pelatihan ini merupakan pelatihan keempat.

Tiga pelatihan sebelumnya telah mensertifikasi 89 nazhir dan diselenggarakan di Jakarta. Selanjutnya, pelatihan keempat yang diadakan pertama kali di luar Jakarta ini diikuti oleh 25 peserta dari BWI perwakilan Papua, Sumatra Barat, Jawa Tengah, dan lainnya.  

“Hari ini kita menguatkan fungsi BWI untuk pembinaan terhadap para nazhir dengan dua inti kegiatan, yaitu pelatihan yang akan berlangsung selama dua hari dan sertifikasi di satu hari selanjutnya. Harapannya, dengan nazhir yang semakin berkompeten, kepercayaan wakif kepada nazhir ke depannya semakin tinggi”, jelas Nurul Huda saat konferensi pers di Grand Rohan, Rabu (26/1).

Di samping itu, Ketua Pusat Kajian Transformasi Digital Badan Wakaf Indonesia, Dr Irfan Syauqi Beik, menyampaikan tugas nazhir adalah memberikan laporan penerimaan dan pengelolaan harta benda wakaf, serta laporan penyaluran manfaat wakaf kepada BWI.

“Kami memberikan pelatihan e-reporting bagi para nazhir agar laporan pengelolaan harta benda wakaf bisa diketahui jumlah dan nilainya, mudah diakses, dan terintegrasi secara real time”, tambah Irfan.

Adanya e-reporting berbasis web tersebut diharapkan mampu meningkatkan keterampilan nazhir dalam membuat laporan yang rapi dan bisa menjadi dasar pengambilan kebijak strategis di bidang wakaf. Pelatihan e-reporting akan dilaksanakan di Wisma PBMT, Ring Road, Yogyakarta, Kamis (27/1).

Selain itu, Dede Haris Sumarno dari Divisi Humas Sosialisasi dan Literasi BWI menyampaikan bahwa BWI juga telah menerima wakaf dari UGM, yaitu Sistem Akuntansi Wakaf Uang Tunai (SAWUT). Hal ini menjadi bentuk nyata lembaga pendidikan yang ingin turut serta berwakaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement