Selasa 18 Jan 2022 17:04 WIB

Tekan Klitih, Sleman Diminta Tingkatkan Patroli Malam

Kenakalan remaja tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu pihak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Beberapa sketsa kejadian klitih dipajang saat Pameran Klitih di Galeri Lorong, Yogyakarta, Selasa (30/3). Pameran dengan tajuk The Museum of Lost Space ini menceritakan lini masa fenomena klitih di Yogyakarta. Beberapa senjata tajam yang digunakan, pemberitaan klitih di media, hingga wawancara dengan pelaku ada di sini. Pameran karya dari Yahya Dwi Kurniawan ini menjelaskan bagaimana fenomena klitih terjadi, serta mendiskusikan bagaimana solusi kejahatan jalanan ini.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Forum Silaturahmi Keluarga Besar TNI-Polri menyampaikan keprihatinan dengan maraknya aksi kejahatan jalanan yang melibatkan remaja di DIY, khususnya Sleman. Yang mana, telah mengakibatkan banyak korban luka, bahkan korban jiwa.

Ketua FSKBT, Kemal Ahmad mengatakan, kenakalan remaja tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu pihak. Namun, perlu ada peran serta dari seluruh pihak baik Polisi, TNI, ormas-ormas dan yang tidak kalah penting sekolah dan orang tua.

Baca Juga

Ia mengingatkan, sinergi peran itu dapat sama-sama mengawasi generasi muda. Kemal berpendapat, pengawasan melekat dari orang tua saat ini sangat penting dapat mengurangi angka kenakalan remaja yang marak beberapa waktu terakhir.

Kemal menekankan, peranan Polisi dalam melakukan pengawasan melekat terhadap remaja yang ada di jalan sangat penting. Karenanya, perlu peningkatan patroli malam dan pemeriksaan langsung terhadap remaja yang ke luar pada malam hari.

 

Meski begitu, ia menilai, penindakan tegas kepada remaja yang kedapatan membawa barang-barang terlarang perlu dilakukan secara humanis menghadirkan orang tua. Sehingga, terjadi komunikasi antara penegak hukum dengan pelaku dan orang tua.

Selain itu, ia berharap kehadiran Pemkab Sleman untuk melaksanakan pencegahan yang preventif agar tidak menjadi marak yang ada di Kabupaten Sleman. Menurut Kemal, kehadiran alat pengawas CCTV diharapkan dapat berfungsi secara maksimal.

"Kami juga membuka posko pengaduan kenakalan remaja, sehingga masyarakat yang ke luar malam untuk bekerja atau beraktivitas positif merasa aman dan terlindungi," kata Kemal, Selasa (18/1).

FSKBT sendiri terdiri dari lima organisasi ada KB-FKPPI, GM-FKPPI, Hipakad, KBP Polri, Paseduluran TNI-Polri dan KBPPOL di Sleman. FSKBT di Sleman memberikan dukungan kepada pembina dan TNI-Polri, serta semua instansi yang terkait.

Terutama, untuk dapat menyelesaikan dan menciptakan rasa aman dan kondusif bagi seluruh masyarakat DIY, khususnya masyarakat Sleman. Ketua KBPPOL, Aris Eko, turut menyampaikan pernyataan sikap Forum Silaturahmi Keluarga Besar TNI-Polri.

Pertama, memohon aparat penegak hukum melakukan tindakan tegas dan terukur ke pelaku, meskipun masih di bawah umur menghadirkan orang tua dan sekolah. Kedua, melakukan razia malam hari, khususnya pengendara motor, terutama di bawah umur.

"Ketiga, ormas yang tergabung dalam FSKBT mendukung penuh langkah aparat penegak hukum, menciptakan situasi aman dan nyaman di DIY umumnya dan Sleman khususnya," ujar Aris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement