Senin 17 Jan 2022 06:17 WIB

Jamaah Terdeteksi Covid-19, Bahrain Tutup Masjid

Masjid di ibu jkota provinsi Bahrain akan ditutup selama satu pekan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi, Masjid Fatima Al Houty di Kota Muharraq, Bahrain. Jamaah Terdeteksi Covid-19, Bahrain Tutup Masjid
Foto: Bahrain News Agency
Ilustrasi, Masjid Fatima Al Houty di Kota Muharraq, Bahrain. Jamaah Terdeteksi Covid-19, Bahrain Tutup Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Kementerian Kehakiman, Urusan Islam, dan Wakaf Bahrain memutuskan menutup sebuah masjid di Ibu Kota Provinsi selama satu pekan. Keputusan ini diambil setelah terdeteksi kasus positif virus corona di kalangan jamaah.

Dilansir di Bahrain News Agency, Senin (17/1/2022), langkah tersebut diambil sebagai bagian dari tindak lanjut berkelanjutan Tim Medis Nasional Pemberantasan Virus Corona (Covid-19), untuk memerangi penyakit tersebut.

Baca Juga

Kementerian lantas mengatakan waktu penutupan ini akan digunakan oleh tim terkait untuk melakukan proses pelacakan kontak, membersihkan lokasi dan memastikan semua tindakan pencegahan telah dijalankan. Terakhir, Kementerian memperingatkan mereka akan menindaklanjuti penerapan langkah-langkah wajib di masjid-masjid, serta mengintensifkan inspeksi untuk melindungi kesehatan dan keselamatan jamaah.

Total kasus Covid-19 di seluruh dunia terus mengalami peningkatan selama beberapa waktu terakhir. 325,7 juta kasus infeksi dilaporkan di seluruh dunia, Ahad (16/1/2022). Meski kasus positif di berbagai dunia melonjak, kasus kematian mingguan masih di posisi yang landai. Selama 28 hari terakhir, tercatat ada 183 ribu pasien yang meninggal akibat infeksi virus ini.

 

Di sisi lain, sekitar 20 kasus sub-varian baru yang berkembang dari varian Omicron asli dilaporkan telah ditemukan di Israel. Varian sub ini diperkirakan berasal dari India, dan juga telah ditemukan di Kanada, Denmark, Singapura, China dan Australia. 

Sub-varian yang dikenal sebagai BA2 itu ditemukan selama pengurutan genetik sampel pasien Covid-19. Varian ini mengandung lebih banyak mutasi daripada Omicron asli dan kemungkinan lebih ganas. 

https://www.bna.bh/en/news?cms=q8FmFJgiscL2fwIzON1%2bDqDf7JLu43qAgXCDBQVIPvU%3d

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement