Kamis 06 Jan 2022 18:43 WIB

Mutasi Belum Tentu Buat Corona Bertambah Ganas, Terlalu Dini Khawatirkan IHU

Dari sekian banyak mutasi, justru sekitar 45 persen menyebabkan virusnya mati.

Sosok karet berbentuk virus Covid-19  tergantung di pintu laboratorium PCR di Kantor Kesehatan Negara Bagian Lower Saxony (NLGA) di Hannover, Jerman, Rabu (5/1). Menyusul Omicron, saat ini ditemukan varian IHU hasil mutasi baru virus Corona. (ilustrasi)
Foto:

Seperti dilansir laman Deutsche Welle, Rabu (5/1), rumah sakit Institut Hospitalier Universitaire (IHU) Mediterranee di Marseille mengumumkan laporan varian baru tersebut terdeteksi pada awal Desember. Orang yang kembali dari Kamerun, Afrika Barat, dilaporkan menginfeksi 12 orang di Prancis tenggara.

Menurut studi, penelitian IHU mengungkap, dua mutasi protein lonjakan yang sudah diketahui, N501Y dan E484K juga ditemukan pada varian virus corona baru ini. Para ilmuwan mengeklaim orang yang diidentifikasi terinfeksi varian baru ini sudah divaksinasi dosis lengkap.

Kendati demikian, arti mutasi ini dan apakah varian virus baru B.1.640.2 sebenarnya lebih menular daripada virus SARS-CoV-2 asli belum dapat dikatakan dengan pasti. Sebab masih ada kurangnya data yang tersedia dan sedikitnya jumlah kasus.

"Kami juga belum tahu apa-apa tentang asal usul varian baru ini. Fakta bahwa B.1.640.2 sekarang telah terdeteksi untuk pertama kalinya pada orang yang kembali dari Kamerun tidak berarti bahwa varian tersebut juga muncul di negara Afrika Tengah," kata penelitian tersebut.

Selain IHU, varian Flurona dilaporkan sudah terdeteksi di Israel. Flurona merupakan istilah baru untuk infeksi ganda influenza dan Corona (Covid-19). Laporan pihak berwenang lokal di Israel mengatakan bahwa, pasien adalah seorang wanita hamil muda yang berada di rumah sakit tetapi memiliki gejala ringan.

Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) mengatakan, infeksi varian varu Covid-19 Omicron yang disebut lebih ringan masih diteliti. Namun, PAEI meminta masyarakat tidak meremehkan Covid-19, apa pun variannya karena masih bisa tertular.

"Soal ringan atau beratnya infeksi Omicron, masih dilakukan penelitian. Namun, jika (benar) infeksi Omicron ringan, bukan berarti tidak menular kan," ujar Ketua PAEI Hariadi Wibisono saat dihubungi Republika, Kamis (6/1).

Oleh karena itu, PAEI tak mau berkomentar banyak mengenai Omicron yang disebut tidak begitu membahayakan paru-paru. Yang pasti, ia menambahkan, jika benar memang infeksi Omicron ringan namun orang-orang yang tertular varian ini dalam jumlah banyak maka ini menjadi beban pemerintah juga.

"Apapun mutasi virusnya (jangan disepelekan)," katanya.

 

photo
Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement