Kamis 06 Jan 2022 07:34 WIB

Bupati Sleman Jenguk Dua Korban Klitih

Ia berharap, peran orang tua dapat ditingkatkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Warga membubuhkan tanda tangan di kain saat pernyataan sikap Aksi Warga Jogja Lawan Klitih di kawasan Titik Nol KM, Yogyakarta, Senin (3/1/2022). Aksi yang digagas oleh Garda Umat DIY itu mendesak aparat penegak hukum agar menindak tegas para pelaku klitih atau kejahatan jalanan.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Warga membubuhkan tanda tangan di kain saat pernyataan sikap Aksi Warga Jogja Lawan Klitih di kawasan Titik Nol KM, Yogyakarta, Senin (3/1/2022). Aksi yang digagas oleh Garda Umat DIY itu mendesak aparat penegak hukum agar menindak tegas para pelaku klitih atau kejahatan jalanan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Purnomo, mengunjungi dua korban kekerasan jalan atau klitih di Kapanewon Depok. Ke kediaman warga Kalurahan Condongcatur, Dhemas Hernando Purnomo (16) dan warga Kalurahan Caturtunggal, Faisal Dwi Saputra (16).

Dhemas dan Faisal diketahui sebelumnya merupakan korban aksi kejahatan jalanan atau klitih yang terjadi pada Senin (27/12) dini hari lalu. Tepatnya, berlokasi di Jalan Kaliurang kilometer 9, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman.

Korban dikeroyok sekelompok orang dan mengalami luka bacok yang mengakibatkan sejumlah luka beberapa bagian tubuh. Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, kedatangannya untuk memberikan motivasi sekaligus edukasi.

Ia berharap, peran orang tua dapat pula ditingkatkan untuk bisa mengantisipasi kejahatan jalanan oleh remaja yang belakangan populer dengan sebutan klitih tersebut. Menurut Kustini, orang tua memang harus mampu mengingatkan anak-anak mereka.

"Terutama, remaja untuk tidak ke luar atau bepergian di atas jam 9," kata Kustini, Rabu (5/1).

Kasus klitih sendiri di Sleman maupun DIY pada umumnya sempat melandai ketika mobilitas warga dibatasi secara ketat. Namun, kasus klitih kembali ramai ketika mobilitas dilonggarkan, dan banyak remaja melakukan kumpul-kumpul malam hari.

Untuk menanggulangi kejahatan jalanan oleh remaja di Sleman, Kustini sendiri mengaku akan menggiatkan patroli Satpol PP dengan Polisi dan instansi-instansi terkait lain. Terutama, di area-area yang selama ini disinyalir rawan kejahatan jalanan.

Selain itu, Pemkab Sleman akan memanfaatkan pemantauan lewat CCTV yang tersebar di beberapa lokasi. Karenanya, patroli yang digiatkan akan memanfaatkan pula CCTV yang saat ini sudah terpasang lebih dari 500 titik di Kabupaten Sleman.

Kustini menambahkan, ke depan Pemkab Sleman akan menambah ruang lingkup untuk berekspresi dan berkreasi bagi remaja. Antara lain memanfaatkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan mendorong terlibat Forum Anak Sleman (Forans).

"Akan kami coba arahkan kepada kegiatan yang positif, dengan harapan dapat mengikis klitih di Sleman," ujar Kustini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement