Rabu 29 Dec 2021 12:02 WIB

Penggunaan PCR STGF Masih Terbatas, Perketat Prokes

PCR STGF dapat mendetekasi gen yang umumnya berubah pada virus bervarian omicron.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto:

Perketat prokes

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 - Sonny Harry B Harmadi mengatakan, belajar dari beberapa negara yang terjadi lonjakan kasus (Omicron), cenderung terjadi penyebaran lebih cepat dari varian Delta meski tingkat keparahan lebih ringan. Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan.

"Hanya, masyarakat harus paham bahwa ada risiko varian Omricron yang lebih menular,” tegasnya dalam diskusi daring, Selasa (28/12).

Untuk itu, Sonny mengingatkan, prokes masih harus tetap ditegakkan. Dia mengakui, kepatuhan prokes sempat turun pada bulan November hingga minggu kedua Desember. Namun minggu ketiga dan keempat, sudah kembali membaik.

Guna mendorong pelaksanaan prokes, tutur Sonny, dilaksanakan kolaborasi berjenjang. Yakni dari Satgas dan pemerintah pusat, kemudian satgas daerah, seterusnya adalah posko desa, serta satgas institusi yang berperan memastikan penggunaan PeduliLindungi dan penerapan prokes oleh masyarakat. 

“Edukasi juga terus dilakukan melalui berbagai media, juga melalui duta perubahan perilaku di lapangan yang kini telah mencapai 143 ribu orang,” lanjut Sonny.

Untuk akhir tahun, kata Sonny, sudah ada aturan dari pemerintah. Di antaranya, pembatasan kapasitas dan jam buka mall atau tempat wisata, pelarangan acara tahun baru, juga anjuran bahwa sebaiknya perayaan tahun baru dilakukan di rumah.

“Kami juga sudah siapkan buku saku tentang tanya jawab kebijakan pemerintah terkait Nataru ini,” tuturnya.

Selain menaati aturan-aturan tersebut, Sonny menegaskan, terdapat 9 langkah yang perlu diperhatikan: pakai masker dengan benar, jaga jarak, cuci tangan, pastikan ventilasi udara, hindari tempat ramai tertutup, jaga etika batuk kersin, hindari sentuh mata hidung mulut bila tangan tidak bersih, vaksinasi, dan batasi mobilitas.

 

"Semua upaya tetap harus dilakukan, meski situasi pandemi di tanah air terkendali dan tingkat vaksinasi sudah cukup tinggi. Dikatakan Sonny, “53 persen penduduk Indonesia sudah divaksin lengkap dan 75 persen-nya sudah dosis pertama," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement