Epidemiolog Masdalina Pane berpendapat, penggunaan vaksin booster Covid-19 atau vaksin penguat dosis ketiga sangat berguna. Namun, untuk saat ini menurutnya masih belum etis untuk diberikan.
"Booster tetap ada gunanya, tetapi secara etis belum bisa diberikan, karena masih cukup banyak yamg belum akses terhadap vaksin," terang Masdalina kepada Republika, Selasa (30/11).
Karena, prinsip dasar dari vaksin adalah equity, equality dan non diskriminatif. "Kalau karena ada uang menghalangi orang lain akses terhadap vaksin ya itu tidak etis," tegasnya.
Hal senada diunkapkan, epidemiolog Dicky Budiman. Menurutnya, tidak tepat bila booster tidak berguna bila kekebalan kelompok belum terbentuk.
"Data yang ada baik dari Israel atau Amerika, booster bermanfaat bagi individu dan kelompok rawan , itu terlihat di dunia nyata," tegas Dicky
Dicky menjelaskan, booster dirancang untuk membantu orang mempertahankan tingkat kekebalan yang lebih lama. Sejauh ini FDA dan juga negara maju lain, telah mengesahkan tiga penguat (booster) vaksin — Pfizer-BioNTech, Moderna dan Janssen/Johnson & Johnson — yang sudah terbukti aman juga efektif bagi individu yang sebelumnya menerima vaksin Covid-19 yang mereknya berbeda.
"Studi di Israel booster untuk Pfizer hasilnya luar biasa, dengan efikasi 95 persen memghadapi delta varian di semua kelompok risiko tinggi dan kelompok umum dan tambahan satu lagi, booster penting ketika di satu daerah meningkat tajam kasusnya," terang Dicky.