Ahad 28 Nov 2021 07:20 WIB

Varian Omicron Muncul, Perketat Pintu Masuk Indonesia

Indonesia diminta memperketat karantina perjalanan luar negeri cegah Omicron masuk.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Kini muncul varian corona Afrika Selatan atau Omicron.
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. Kini muncul varian corona Afrika Selatan atau Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Afrika Selatan mendeteksi kemunculan varian baru virus corona B1.1.529 atau yang disebut Omicron. Menanggapinya Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, menyarankan agar pintu-pintu masuk ke Indonesia, baik di bandara atau pelabuhan laut, perbatasan darat, diperketat.

"Termasuk proses karantina harus kita perkuat agar petugas tetap menjaga sesuai dengan protokol kesehatan yg telah ditentukan. Warga negara asing  yang berkunjung ke Indonesia dan warga Indonesia yang kembali dari negara lain, harus tetap mengikuti protokol kesehatan," kata Rahmad dalam keterangannya, Ahad (28/11)

Baca Juga

Menurutnya kewajiban karantina harus diperketat karena karantina adalah pertahanan negara juga dari ancaman virus mutasi dari luar. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik menyikapi kabar kemunculan varian baru tersebut. "Langkah pertama dan  juga paling utama dalam menyikapi kemunculan varian baru yang telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia ini, ya, kita tidak boleh panik dan khawatir. Ini penting dan yang utama," ucapnya.

Kemudian Rahmad juga menyarankan agar Indonesia mengikuti rekomendasi WHO serta parah ahli. Politikus PDIP ini mengatakan Indonesia harus berkoordinasi dan bersinergi dengan masyarakat internasional guna meningkatkan pemahaman, antisipasi dan pengendalian tentang varian  Omicron.

"Rekomendasi dan kebijakan yang ditetapkan WHO dalam menghadapi virus Omicron ini harus jadi perhatian kita. Kemudian ditambah lagi dengan kebijakan kita sendiri, baik untuk menambah dan menyesuaikan," ungkapnya.

Rahmad menambahkan, sesuai dengan rekomendasi WHO dan para ahli varian baru ini dihadapi dengan cara ilmiah dan berbasis resiko. Artinya testing, tracing, dan treatment harus diperkuat. "Selanjutnya yang berbasis resiko, kita tetap mengupayakan perubahan perilaku dengan cara memasivkan 3 M lalu ditambah mengurangi mobilitas, aktivitas, berkunjung tempat keramaian," katanya.

Terakhir ia memandang salah satu cara efektif melawan pandemi adalah vaksinasi. Ia berharap vaksinasi agar terus dilakukan.

"Meskipun varian Omicron yang terdeteksi pertama kali Africa Selatan serta telah menyebar kesejumlah negara itu diprediksi bisa melawan vaksinasi. Namun vaksinasi harus terus digencarkan sesuai target pemerintah Sambil jalan lah, para ilmuwan tentu akan terus mengkaji, memperbaiki menyempurnakan terhadap vaksin.  Paling tidak vaksinasi kita  optimalkan melawan Covid-19," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement