Senin 18 Oct 2021 15:35 WIB

BI Siapkan Layanan Nontunai Dukung DPSP Labuan Bajo

BI siapkan elektronifikasi retribusi pasar dan pembayaran nontunai tiket TN Komodo.

Sejumlah kapal wisata jenis pinisi berlabuh di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT (ilustrasi). BI siapkan layanan nontunai dukung DPSP Labuan Bajo.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Sejumlah kapal wisata jenis pinisi berlabuh di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT (ilustrasi). BI siapkan layanan nontunai dukung DPSP Labuan Bajo.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Bank Indonesia (BI) melaui Kantor Perwakilan BI di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan layanan sistem pembayaran non tuna untuk mendukung pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

"Layanan non tunai yang dipersiapkan di antaranya elektronifikasi retribusi pasar dan pembayaran nontunai tiket wisata di Taman Nasional Komodo," kata Kepala Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin (18/10).

Baca Juga

Ia mengatakan, hal itu berkaitan dengan dukungan Bank Indonesia (BI) untuk pengembangan Destinasi Wisata Super Prioritas Labuan Bajo melalui penerapan elektronifikasi transaksi keuangan. Ariawan mengatakan, BI bersinergi dengan penyedia jasa pembayaran untuk menyediakan layanan sistem pembayaran nontunai di Labuan Bajo.

Elektronifikasi retribusi pasar dan layanan nontunai tiket wisata merupakan bagian dari rencana pengembangan dan akan dijadwalkan untuk uji coba. "Selain itu, dukungan layanan nontunai juga akan dilakukan melalui implementasi Quick Response Indonesian Standar (QRIS) pada ekosistem Bandar Udara Komodo Labuan Bajo," kata Ariawan.

Implementasi QRIS ini, kata Ariawan, tidak hanya untuk Bandar Udara Komodo namun juga pada daerah wisata penyangga lain di Pulau Flores. Yakni pada eksosistem destinasi wisata Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, dan Kampung Wisata Melo di Kabupaten Manggarai Timur.

Ariawan menambahkan dalam mendukung pertumbuhan transaksi elektronik, BI terus mendorong perluasan penggunaan QRIS di masyarakat. Ia menyebutkan, hingga Juni 2021, tercatat sebanyak 37.450 merchant di NTT sudah menggunakan QRIS sebagai alternatif transaksi. Jumlah ini meningkat sebesar 82 persen secara year on year (yoy).

Perluasan implementasi QRIS ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital masyarakat. Termasuk di daerah-daerah tujuan wisata di NTT.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement