Kamis 23 Sep 2021 18:00 WIB

Cendekiawan Al-Azhar Berharap Pesan Toleransi Islam Bertahan

Taliban diharapkan menjalankan pesan toleran.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Cendekiawan Al-Azhar Berharap Pesan Toleransi Islam Bertahan. Foto: Ilustrasi Kelompok Taliban
Foto: Foto : MgRol112
Cendekiawan Al-Azhar Berharap Pesan Toleransi Islam Bertahan. Foto: Ilustrasi Kelompok Taliban

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Ulama dari Mesir dari Al-Azhar yang menghabiskan waktu bertahun-tahun mengajar di Afghanistan, berharap pesan toleran tentang Islam akan bertahan, seiring kembalinya Taliban yang menduduki puncak kekuasaan. Pria bernama Shwaki Abuzeid ini bahkan berencana membuka pusat pendidikan untuk anak perempuan di negara tersebut.

Lembaga pendidikan berusia 1.000 tahun itu telah membuka misi pendidikannya di Kabul pada 2007. Al-Azhar mempromosikan apa yang digambarkan oleh para ulamanya sebagai tradisi damai Islam, di negara tempat gerilyawan menggunakan agama sebagai pembenaran untuk berperang selama beberapa dekade.

Baca Juga

23 orang yang bertanggung jawab menjalankan misi itu dipulangkan ke Mesir, utamanya setelah sempat terdampar di Kabul ketika Taliban menyerbu ibu kota Afghanistan bulan lalu.

"Harus ada kehadiran Al-Azhar di Afghanistan, agar kami dapat berkomunikasi dengan orang-orang dan pemuda Afghanistan, untuk menyebarkan pesan toleransi Islam,” Kata kepala misi berusia 58 tahun itu.

 

Al-Azhar menampung 700 siswa laki-laki Afghanistan di Kabul. Selama bertahun-tahun, ribuan siswa telah melanjutkan studi agama dan bahasa Arab lebih lanjut di Universitas Al-Azhar. Misi tersebut juga berupaya memberikan ceramah dan khotbah, maupun memberikan kontribusi komentar di media Afghanistan.

Mereka telah mempersiapkan diri untuk membuka pusat pendidikan yang baru dibangun untuk anak perempuan. Abuzeid menyatakan harapannya agar Taliban akan memenuhi janji untuk membiarkan anak perempuan belajar.

"Taliban berasal dari struktur rakyat Afghanistan. Seperti yang saya dengar dari media dan kontak kami dengan para profesor maupun kepala universitas dan beberapa tokoh penting, pemikiran berubah dan mereka menghargai perempuan. Mereka mengatakan akan mendidik perempuan, tetapi dengan cara yang sesuai dengan hukum Islam,” lanjutnya.

Juru bicara Akademi Penelitian Islam Al-Azhar, Mohamed Wardany, mengatakan setiap kembalinya misi akan tergantung pada persetujuan dari kepemimpinan Mesir. Tapi, beasiswa yang diajarkan Al-Azhar tidak berubah dengan perubahan sistem atau penguasa.

“Warisan Al-Azhar adalah warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, bukan hanya informasi sementara tetapi cara berpikir,” katanya.

Jika ke depannya sudah terbentuk stabilitas, Taliban mundur dari ide-idenya, atau negara kembali ke stabilitas dengan kehendak rakyat, maka Al-Azhar disebut tidak keberatan kembali ke negara tersebut dengan misinya. 

Sumber:

https://english.alaraby.co.uk/news/al-azhar-scholars-hope-islams-tolerance-survives-taliban

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement