Orang tua siswa, Putri Fitriana mengaku anaknya merasa senang bisa kembali belajar di sekolah. Selama belajar di rumah, ia mengaku terdapat kelebihan dan kekurangan yang dirasakan.
"Kalau sebagai orang tua saya merasa senang karena ini itu satu hari yang ditunggu oleh anak. Anak saya selama belajar di rumah ada plus minus," katanya.
Ia menuturkan, kelebihan dan kekurangan yang dirasakan anaknya yaitu waktu lebih leluasa. Namun anak mulai merasa bosan dengan belajar daring dan tidak terdapat kegiatan bermain dengan sesama teman-temannya.
Putri mengaku sedikit khawatir dengan anaknya yang ikut belajar tatap muka. Namun dengan persiapan yang dilakukan oleh sekolah menyangkut protokol kesehatan serta guru-guru divaksin diharapkan berjalan lancar.
"Dengan adanya ikhtiar sekolah memfasilitasi dan taat peraturan, guru-guru divaksin sudah gitu orang tua di rumah divaksin mudah-mudahan lancar dan sekarang masih uji coba belum belajar masih diatur jamnya," ungkapnya.
Baca juga : Kebakaran Lapas, Korsleting Listrik dan Overkapasitas Napi
Wakil Kepala Sekolah SD Ar Rafi, Iis Siti Aisah mengatakan pihaknya sudah diizinkan menggelar belajar tatap muka oleh pemerintah Kota Bandung dan jajaran dengan kapasitas 50 persen. Pihaknya terus melakukan persiapan dari infrastruktur penunjang protokol kesehatan untuk pembelajaran tatap muka.
"Saat kedatangan kami buat berjenjang di jadwal misal dalam satu hari kita undang untuk beberapa level, hari ini kita tiga level, level tiga, lima dan enam. Kelas tiga pukul 07.30, level lima pukul 08.00 dan level 6 pukul 08.30 jadi otomatis pelaksanaan pembelajaran berbeda setengah jam," ungkapnya.
Ia melanjutkan, pihaknya bekerjasama dengan lembaga terkait untuk area parkir agar meminimalisasi penumpukan kendaraan yang menjemput siswa di sekolah. Orang tua siswa yang sudah siap menjemput akan segera diarahkan untuk membawa siswa.
Pihaknya juga menyiapkan thermo gun, hand sanitazer dan masker cadangan serta tempat cuci tangan. Kapasitas yang diperbolehkan belajar tatap muka sebanyak 150 sampai 165 orang. Sedangkan siswa yang diizinkan belajar tatap muka sebanyak 496 orang dari 638 orang.
Iis menambahkan, hari pertama PTM belum membahas materi pelajaran namun membahas protokol kesehatan. Total guru dan tata usaha di sekolah mencapai 74 orang yang mayoritas sudah divaksin.