Jumat 20 Aug 2021 17:07 WIB

Mural Kritis dan Janji Kebebasan Berekspresi

Presiden diminta memastikan kritik tidak akan berujung tindakan reaktif.

Pembuat mural 404: Not Found di Kota Tangerang, Banten, diburu polisi dan pembuat sablon 404: Not Found d Tuban, Jawa Timur, didatangi polisi untuk diamankan.
Foto:

Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil, memandang seharusnya pemerintah menyikapi secara bijaksana terkait adanya mural mirip Presiden Jokowi '404: Not Found' dan sejumlah mural lainnya. Menurut Nasir seharusnya Presiden Jokowi mengundang pembuat mural tersebut ke istana untuk diberi hadiah.

"Presiden seharusnya berterima kasih bahkan kalau perlu dipanggil ke Istana itu orang, iya dong, dikasih hadiah sama Presiden Jokowi karena dia telah mengingatkan Presiden Jokowi," kata Nasir dalam diskusi yang digelar secara daring, Jumat (20/8).

Ia pun mencontohkan dengan kisah Umar Bin Khattab sewaktu menjadi khalifah yang meminta kepada rakyatnya agar senantiasa mengingatkan dirinya jika berbuat salah. Nasir mengisahkan, bahkan ketika itu Umar bin Khattab sampai harus dihunus pedang.

"Pakai pedang itu loh, ini hanya pakai gambar atau mural kenapa mesti sewot gitu ya, mesti tersinggung. Seharusnya jangan tersinggung tapi tersungging," ujarnya.

Menurutnya Presiden Jokowi jangan hanya mengundang atlet olimpiade ke Istana. Tetapi para pembuat mural juga diharapkan diundang ke istana sehingga kreativitasnya bisa diarahkan.

"Bukan justru dicari-cari," ucapnya.

Kendati demikian dia mengapresiasi pernyataan Kapolri yang meminta agar jajarannya tidak mengedepankan cara-cara yang tidak demokratis dalam menyelesaikan persoala mural tersebut, tetapi dengan cara-cara yang humanis. "Syukurlah ya Kapolri yang saya baca di beberapa media sudah menginstruksikan mengingatkan jajaran di bawahnya untuk mengedepankan cara-cara yang humanis dalam menyikapi munculnya mural mural tersebut," tuturnya.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Agus Andrianto menegaskan, agar jajaran kepolisian di daerah tak terlalu reaktif dalam menanggapi kritikan warga terhadap pemerintah. Dikatakan jenderal bintang tiga di kepolisian ini, pemerintahan memastikan menerima ragam bentuk kritikan dari masyarakat di akar rumput.

Asalkan, dikatakan Komjen Agus, masyarakat tidak melakukan fitnah, yang mengarah ke upaya perpecahan, dan merusak persatuan. “Kritis terhadap pemerintahan, saya rasa tidak ada persoalan. Tetapi kalau sudah fitnah yang memeceah belah, dan mengandung (kampanye) intoleransi, ya pasti kita (kepolisian) tindak,” ujar Agus, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (19/8).

Agus juga mengatakan, Presiden Jokowi meminta agar kepolisian, dan aparat pemerintahan tak perlu berlebihan dalam menindak para kritikus lewat kreasi-kreasi tersebut. “Bapak Presiden, tidak berkenan bila kita (kepolisian, dan aparat) terlalu responsif, dan reaktif terhadap hal-hal seperti ini. Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo), juga mengingatkan, agar tidak berlebihan,” tegas Agus.

Sementara dalam perkara mural 404: Not Found, Agus menyebut, pihaknya akan mengikuti instruksi Presiden Jokowi. Sebab itu, Polri tidak akan memproses lebih lanjut terkait dengan hal tersebut. Kata dia, menyerang secara individu memang mensyaratkan korbannya yang harus melapor.

"Khusus dalam hal ini pun, Bapak Presiden juga tidak berkenan Polri reaktif dan responsif terhadap masalah itu," tutup Agus.

Sementara itu Polsek Batu Ceper Tangerang masih mencari pembuat mural mirip wajah Presiden Joko Widodo bertuliskan '404 : Not Found' yang telah dihapus di sebuah tembok di Jalan Pembangunan I, Kelurahan Batu Jaya, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang. Sudah sekitar sepekan sejak dihapus, polisi belum menemukan pembuat mural tersebut.

"(Pembuat mural) sedang dicari," tutur Kapolsek Batu Ceper AKP David Purba melalui pesan singkat kepada Republika, Jumat (20/8).

Dia mengatakan, jumlah saksi yang diperiksa dalam kasus tersebut belum mengalami penambahan. Hingga saat ini, baru dua saksi yang menjalani pemeriksaan. Namun para saksi diketahui tidak mengetahui siapa pembuat mural dan waktu kejadian pembuatannya.

"Masih belum (ada penambahan saksi)," ujarnya. David menegaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut, termasuk juga melacak komunitas mural yang ada di Kota Tangerang.

Menurut penuturannya, kasus itu tetap ditangani dan bisa mengarah pada dugaan pencemaran nama baik. "Barangkali jika yang merasa dilecehkan segera melapor bisa diduga pasal pencemaran nama baik," ujarnya.

Mural mirip wajah Jokowi ramai diperbincangkan di media sosial dan viral pada Sabtu, 14 Agustus 2021 lalu. Pada mural tersebut, tampak bagian mata ditutupi dengan tulisan '404: Not Found' berwarna putih dengan latar merah. Polisi sudah menghapus mural tersebut dengan cat warna hitam.

photo
Seorang warga duduk di tembok, yang sebelumnya ada mural bergambar Presiden Jokowi bertuliskan 404: Not Found di bawah jembatan layang di Jalan Pembangunan 1, Kelurahan Batu Jaya, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Ahad (15/8). - (Republika/Eva Rianti)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement