Kamis 29 Jul 2021 05:37 WIB

Emansipatoris dalam Berkemanusiaan

Emansipatoris dalam berkemanusiaan perlu didukung kemanusiaan kita tanpa terkecuali.

Saling membantu sesama ketika pandemi corona.
Foto:

Tidak ada yang salah dengan vaksin, tidak ada yang salah dengan aturan ketat protokol kesehatan, tidak ada yang salah dengan pembatasan kegiatan darurat. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Paling tidak hal tersebut merupakan salah satu ikhtiar untuk menyempurnakan hasil. Bagaimana hasilnya? Kita tidak perlu menjadi seorang ahli ramal, mengandaikan sesuatu yang belum pasti terjadi. Bukan kapasitas kita juga mendahului kehendak Tuhan.

Lantas, apa dan bagaimana seharusnya kita berjuang? Saat ini kita telah berdiri diantara dua jurang pemisah yang jika kita tidak menjaga keseimbangan maka kita akan terjun bebas ke dalam salah satu jurang. Kita berdiri dengan dalih menyelamatkan ummat manusia dengan kontrol atas indikator kesehatan dan ekonomi secara bersamaan.

Perlu diingat, kebutuhan fisiologis manusia adalah hierarki dasar yang harus dituntaskan. Kesehatan dan ekonomi merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis tersebut. Tidak dapat dipilih juga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Saat ini kita tidak lagi membutuhkan proteksi image yang berlebihan. Tidak pula menjadikan image sebagai sarana bersaing untuk memperoleh keuntungan. Image tidak lagi menjadi barang mewah di tengah jutaan orang yang sekarat membutuhkan oksigen yang seharusnya gratis tetapi beralih fungsi menjadi kebutuhan langka saat ini. Bukan lagi image yang dikonstruksi berulang kali oleh para elite kepentingan yang menjadikan bencana kemanusiaan ini sebagai panggung dalam menunjukkan eksploitasi terselubung.

Emansipasi kemanusiaan yang saat ini kita butuhkan. Tentu menjadikan diri bagian emansipatoris dalam berkemanusiaan tidaklah mudah. Kita harus benar-benar memaknai emansipasi yang dapat diukur dengan kesetaraan dan kemerdekaan atas hak yang kita miliki.

Kebebasan yang akan kita tukar menjadi sebanyak-banyaknya upaya saling memperbaiki, menguatkan dan menuntaskan masalah ini. Tidak cukup mengandalkan pemerintah. Jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat, memang itulah tugas negara. Pemerintah selaku pengurus dalam suatu negara berkewajiban menuntaskannya. Negara harus menjamin kehidupan rakyatnya.

Emansipatoris dalam berkemanusiaan ini perlu didukung dan dilakukan oleh kemanusiaan kita sendiri tanpa terkecuali. Saling membantu dan menjaga empati harus menjadi modal utama dalam menggerakkan naluri dan langkah kita.

Kemerdekaan yang ada dalam diri kita, harus menjadi cambuk untuk keluar dari belenggu bencana kemanusiaan tak berkesudahan ini. Rakyat bantu rakyat. Itu adalah ungkapan yang tepat sebagai langkah awal memulai emansipatoris kemanusiaan kita. Tidak peduli apa, siapa dan bagaimana, kita harus saling menguatkan satu sama lain. Saling hibur, saling menebar energi positif dan saling menjaga harapan bahwa kita mampu melewatinya.

Dalam menjadi manusia kita harus mengemansipasi rasa kemanusiaan kita. Mencoba menempatkan seandainya saya menjadi dia, maka saya akan melakukan dan tidak boleh melakukan ini dan itu, adalah bentuk empati termudah namun butuh asah sepanjang usia.

Emansipasi membutuhkan daya juang dan trigger yang tepat sepanjang sejarah emansipasi dimulai.

Cukupkan kondisi pelik ini sebagai pemicu untuk kita bergerak bersama. Tentu dalam hal kemanusiaan, pemerintah dan pejabat publik sekalipun adalah manusia yang menghendaki rasa kemanusiaan kita terus bermetamorfosa, menjadi lebih sempurna.

Sejatinya, diri manusia memiliki kecenderungan kepada yang hanief. Terus pada kecenderungan untuk berbuat baik. Maka mulailah dari kemanusiaan kita terlebih dahulu. Emansipasi akan terus berlangsung sepanjang sejarah manusia yang mengkehendaki kemerdekaan dari belenggu apa pun juga. Termasuk dogma dan belenggu yang memenjarakan kemanusiaan kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement