Kamis 15 Jul 2021 15:09 WIB

Ridwan Kamil Wajibkan Semua Koperasi di Jabar Melek Digital

Pandemi Covid-19 yang membuat segala aktivitas dilakukan secara online.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ridwan Kamil Wajibkan Semua Koperasi di Jabar Melek Digital (ilustrasi).
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Ridwan Kamil Wajibkan Semua Koperasi di Jabar Melek Digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong semua koperasi di Jabar beradaptasi dengan kemajuan zaman dan pandemi Covid-19. Adaptasi pertama yang perlu dilakukan adalah dengan digitalisasi. 

Menurut Ridwan Kamil, data menunjukkan secara nasional bahwa angka penjualan produk lewat e-commerce terus mengalami peningkatan. Pada Mei 2020, volume penjualan produk lewat e-commerce mencapai 121 juta atau mengalami peningkatan 44 persen jika dibandingkan periode Februari 2020. 

"Ada trend digitalisasi naik ke 44 persen. Sehingga intinya di akhir masa jabatan saya semua koperasi sudah mahir dalam digital. Inilah yang harus dilakukan oleh semuanya. Saya minta tidak ada koperasi yang tidak melek digital," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat menjadi pembicara dalam Parade Virtual Cooperator Indonesia "Koperasi Jawa Barat sebagai Solusi Pemulihan Ekonomi" di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (15/7). 

Emil mengatakan, ada dua kondisi yang mengharuskan koperasi melakukan digitalisasi. Pertama adalah pandemi Covid-19 yang membuat segala aktivitas dilakukan secara online untuk menghindari penularan virus. 

 

"Kemudian kita geser dua dunia ini oleh dua interupsi. Diinterupsi oleh COVID-19 berikut yang membuat hidup kita beradaptasi," katanya. 

Kondisi kedua, kata dia, adalah revolusi industri 4.0 yang akan melahirkan jenis pekerjaan baru. Salah satu contohnya adalah pekerjaan seperti penjaga Warung Telekomunikasi (Wartel) sudah tidak lagi dibutuhkan. Namun sebagai gantinya, ada jenis pekerjaan baru seperti reparasi handphone (HP) yang muncul. 

"Ada pekerjaan-pekerjaan yang akan hilang, sehingga kita akan bergeser ke pekerjaan-pekerjaan baru. Di setiap revolusi zaman, ada yang hilang, ada yang baru. Yang hilang adalah telpon umum, wartel yang ada sekarang bisnis reparasi handphone. Jadi semua ada yang hilang, ada yang tetap," paparnya.

"Inilah ilmu-ilmu yang harus di-share. Apakah koperasi-koperasi bisa melihat ini sebagai arah baru terhadap dua disrupsi tadi oleh disrupsi COVID-19. Kita harus contactless oleh 4.0 ada pekerjaan-pekerjaan yang bisa lebih cepat," imbuhnya. 

Selain digitalisasi, kata dia, rantai pasok atau supply chain juga perlu terus disempurnakan oleh koperasi. Kemudian koperasi juga harus bisa beradaptasi pada standar protokol keamanan hingga perubahan diversifikasi pasar.

Adaptasi lainya yang harus dilakukan oleh koperasi, kata dia, adalah memodifikasi produk sesuai dengan kebutuhan. Sebagai salah satu contohnya adalah mengenai trend bersepeda yang bisa menjadi peluang untuk mengembangkan produk.

"Memodifikasi produk sesuai kebutuhan. Contoh tiba-tiba pascaCOVID yang bersepeda banyak sekali, berarti bisnis buat sepatu sepeda, kaos kaki sepeda, baju sepeda, sepedanya," kata Emil.

Selain itu, menurut Emil, PemerintahProvinsi Jabar juga menyiapkan sebuah inovasi yang disebut kampus ekspor Shopee. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan semakin banya produk-produk Jabar, termasuk koperasi, yang diekspor. 

"Satu inovasi terakhir kampus UMKM Shopee. Kami tidak mau Jabar itu hanya impor. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini, tolong dimanfaatkan. Kita punya kampus untuk ekspor," katanya. 

"Jadi produk-produknya lihat mana yang ekspor apakah kita tahu di Malaysia butuh apa, di sini nanti kampusnya akan memberi tahu, sehingga pasar kita tidak dibatasi oleh pasar berbasis paspor lagi hanya Indonesia tapi bicaranya minimal sudah satu ASEAN sebagai satu wilayah ekonomi," katanya. 

Sementara menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat (Jabar), Kusmana Hartadji, terlepas dari dampak negatif pandemi Covid-19 yang besar, saat ini kesadaran masyarakat untuk membangun koperasi yang benar dan profesional juga mengalami peningkatan. Hal itu ditandai dengan banyaknya koperasi di Jabar yang resmi berbadan hukum selama pandemi, mencapai 93 koperasi.

"Selama pandemi justru muncul kesadaran untuk membangun koperasi yang baik," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement