Selasa 27 Apr 2021 15:56 WIB

Junta Militer Myanmar Pertimbangkan Konsensus ASEAN

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan ASEAN di Indonesia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Panglima Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (24/4/2021). Kedatangan Jenderal Min Aung Hlaing untuk menghadiri KTT ASEAN 2021di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Foto: Antara/Biro Pers-Rusan/hma
Panglima Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (24/4/2021). Kedatangan Jenderal Min Aung Hlaing untuk menghadiri KTT ASEAN 2021di Sekretariat ASEAN, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Junta militer Myanmar akan mempertimbangkan konsensus yang telah dicapai dalam pertemuan para pemimpin negara ASEAN pekan lalu. Junta menyebut akan memberikan pertimbangan hati-hati terhadap saran-saran konstruktif dari ASEAN, terkait cara-cara untuk menyelesaikan gejolak kekerasan setelah kudeta pada 1 Februari.

"Saran tersebut akan dipertimbangkan secara positif, jika melayani kepentingan negara dan didasarkan pada tujuan dan prinsip yang diabadikan dalam ASEAN,"  kata junta militer Myanmar dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Selasa (27/4).

Baca Juga

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan ASEAN di Indonesia pada akhir pekan lalu. Pemimpin negara-negara anggota ASEAN menyepakati konsensus berisikan lima poin terkait krisis di Myanmar sebagai hasil dari pertemuan di Jakarta, pada Sabtu (24/4). Konsensus tersebut yaitu meminta kekerasan di Myanmar dihentikan dan semua pihak harus menahan diri. 

Kemudian, ASEAN juga meminta dimulainya dialog konstruktif antara semua pihak yang berkepentingan untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat Myanmar. ASEAN sepakat adanya utusan khusus untuk memfasilitasi dialog tersebut dengan bantuan sekretaris jenderal ASEAN.

ASEAN sepakat untuk menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Kemudian, utusan khusus dan delegasi ASEAN akan berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak yang berkepentingan. Dalam konsensus tersebut tidak menyinggung tentang pembebasan aktivis yang telah ditangkap oleh pasukan keamanan Myanmar.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement