Sedekah Ramadhan Bantu Orang Miskin Pakistan

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani

Ahad 11 Apr 2021 09:24 WIB

Orang-orang membeli makanan Iftar atau makanan berbuka puasa di sebuah masjid di Karachi Pakistan, Selasa, (7/5/2019). Foto: AP/Muhammad Rizwan Orang-orang membeli makanan Iftar atau makanan berbuka puasa di sebuah masjid di Karachi Pakistan, Selasa, (7/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Lonjakan kasus virus Covid-19 maupun peningkatan inflasi seolah tak menghalangi pelanggan menuju toko kelontong dan supermarket di Karachi, Pakistan. Mereka berduyun-duyun membeli stok makanan untuk Ramadhan.

Beberapa paket telah dibungkus rapi. Kotak lentil, tepung, beras, minyak goreng, teh, rempah-rempah, minuman, dan makanan lainnya, diatur sedemikian rupa dalam rak di supermarket yang luas, di distrik timur kota.

Para pelanggan membeli lebih banyak bahan pangan dari biasanya bukan hanya untuk mengatasi konsumsi ekstra. Barang belanjaan ini nantinya didistribusikan kepada mereka yang kurang beruntung, atau yang menganggur karena perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk membantu orang lain," kata salah satu pelanggan, Mohammad Yunus, dikutip di Daily Times, Ahad (11/4).

Penurunan ekonomi di Pakistan ini lantas berdampak pada mereka yang berada di bawah garis kemiskinan, hampir 25 persen dari 210 juta penduduk Pakistan.

Yunus adalah salah satu dari jutaan orang Pakistan yang membagikan ransum, sedekah, serta pakaian kepada mereka yang kurang beruntung di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan momen ketika umat Muslim tidak makan dan minum, dari fajar hingga matahari terbenam.

Ia menyadari, saat ini orang miskin dalam kondisi yang lebih membutuhkan dan pantas mendapatkan bantuan. Ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan selama setahun terakhir karena Covid-19, sebagai akibat dari bisnis yang terpukul.

"Saya telah membagikan makanan untuk 15-20 orang pada malam Ramadhan selama bertahun-tahun. Tapi tahun ini saya berencana untuk melipatgandakan jumlahnya. Kami berkewajiban untuk memberi mereka bantuan selama bulan suci," lanjutnya.

Adanya peningkatan pembelian disebut memberikan beberapa harapan bagi pedagang untuk sedikit memperbaiki aktivitas bisnis yang lesu. Salah seorang pedagang, Anas Sultan, menyebut pihaknya sangat berharap pada penjualan di bulan Ramadhan ini.

"Kami mengurangi tenggat waktu kredit untuk pengecer kecil karena mereka dalam masalah," kata dia.

Di sisi lain, kebanyakan orang Pakistan lebih suka membayar zakat mereka selama Ramadhan, dengan harapan mengharapkan lebih banyak pahala dari Allah SWT. Di Pakistan, pengelolaan zakat itu diamanatkan dan dikumpulkan oleh pemerintah.

Selain membantu masyarakat yang kurang mampu, adanya zakat tersebut juga membantu kegiatan amal yang dijalankan sepanjang tahun. Lembaga-lembaga yang telah diakui berupaya membantu membendung beban ekonomi kelompok berpenghasilan rendah.

Salah satu lembaga, Yayasan Al-Khidmat, berupaya menjalankan rantai rumah sakit amal di seluruh negeri. Mereka memiliki fasilitas modern di daerah gurun selatan Thar dan berencana memberikan jatah makanan kepada 500.000 orang di seluruh negeri selama Ramadhan.

"Fokus kami ada di daerah terpencil dan orang-orang yang terkena dampak Covid-19," kata Presiden Yayasan Al-Khidmat, Abdul Shakoor. Dia menyebut 10 persen dari anggaran tahunan organisasinya dipenuhi melalui zakat.

Yayasan tersebut juga melaksanakan beberapa proyek, terutama penyediaan air bersih. Proyek ini bekerja sama dengan badan bantuan pemerintah Turki, yaitu Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA).

“Kebiasaan berbagi atau beramal telah tertanam dalam darah orang Pakistan. Hampir setiap orang Pakistan, dengan satu atau lain cara menyumbangkan sesuatu," kata Shakoor.