Sabtu 03 Apr 2021 10:12 WIB

Kekuatan dan Tantangan Media Alternatif Islam

Di era informasi instan, media massa tetap jadi satu sumber informasi masyarakat.

Koran Republika
Foto: Republika
Koran Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arba’iyah Satriani, Dosen Fikom Unisba, Penerima Australian Alumni Grant Scheme (AGS) 2020 Round 2

Di era informasi yang serbacepat dan instan ini, media massa tetap menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat dalam memperoleh fakta dan data terbaru. Namun ada informasi yang dibutuhkan masyarakat tetapi tidak dapat dipenuhi oleh media massa arus utama (mainstream media). Di antara penyebabnya adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan terbatasnya daya jangkau.

Dari sisi isu, terkadang kebutuhan masyarakat di pelosok atau komunitas tertentu memang sulit untuk ditampung oleh media arus utama. Di sinilah peran media alternatif menjadi krusial.

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, memiliki banyak organisasi massa (ormas) Islam. Masing-masing ormas tersebut mengembangkan media sebagai sarana penyambung informasi dari pimpinan ormas kepada para anggotanya di seluruh negeri bahkan di luar negeri.

Peran lain media alternatif Islam ini adalah untuk meningkatkan literasi jamaah yang menjadi pendukung setia ormas, mengedukasi tentang keorganisasian serta hal-hal lain yang dianggap penting untuk disampaikan kepada jamaah termasuk menyikapi pandemi Covid-19 yang saat ini melanda. Hal tersebut menyebabkan media alternatif Islam yang dimiliki oleh ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (Persis), Muhammadiyah, Aisyiyah, Hidayatullah dll, mempunyai peran yang vital di masyarakat.

Keberadaan media alternatif Islam ini juga bisa menjadi sumber opini yang berbeda dengan yang disuarakan oleh media arus utama. Dengan kesetiaan dan militansi jamaah yang tinggi, media-media ini selayaknya tidak diabaikan begitu saja perannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement