Selasa 23 Mar 2021 16:47 WIB

Khabib Vs McGregor, dari Kagum Menjelma Rival Abadi

Setelah pensiun, McGregor masih mengusik kehidupan Khabib.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Khabib Nurmagomedov melepaskan pukulan ke arah wajah Conor McGregor pada laga UFC 229 di Las Vegas, Sabtu (8/10) waktu setempat.
Foto: John Locher/AP
Khabib Nurmagomedov melepaskan pukulan ke arah wajah Conor McGregor pada laga UFC 229 di Las Vegas, Sabtu (8/10) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Pada awal kariernya, Khabib Nurmagomedov mengungkapkan kekagumannya kepada Conor McGregor. Tetapi dalam perjalanannya, tak disangka keduanya bersaing keras dan menjadi salah satu persaingan paling sengit dalam sejarah Ultimate Fighting Championship (UFC).

Sekarang Khabib dan McGregor sama-sama pensiun. Persaingan keduanya telah tertulis dalam sejarah UFC setelah bentrokan keras pada UFC 229, 6 Oktober 2018 di T-Mobile Arena Las Vegas, Amerika Serikat. Dilansir Marca, Selasa (23/3), pertarungan itu dinilai sebagai laga terpanas.

Malam itu di Las Vegas

Bentrokan dimulai sebelum pertarungan ketika teman-teman Khabib dan McGregor ribut di sebuah klub malam Moskow, Rusia. Petarung UFC Rasul Mirzaev ditembak dan dipukuli, yang menyebabkan McGregor membalas dendam dan melempar pagar ke bus Khabib di New York beberapa bulan kemudian.

Pertarungan yang didahului dengan bentrokan antarpendukung membuat pertarungan di atas ring pun semakin panas. Khabib, petarung Muslim asal Dagestan, Rusia, memenangkan pertarungan tersebut. Setelah itu, pertarungan pecah di luar ring.

"Saya tidak mengerti bagaimana beberapa dari Anda dapat berbicara tentang apa yang saya lakukan di akhir pertarungan," kata Khabib waktu itu dilansir dari Marca.

Khabib mengatakan, McGregor dengan berani bicara tentang agama Khabib, negara, dan ayahnya. McGregor datang ke Brooklyn dan hampir membunuh beberapa orang. Dendam McGregor atas Khabib rupanya tak cepat reda.

Setelah pensiun, McGregor masih mengusik kehidupan Khabib. Dia bahkan menyebut Khabib memiliki kekuatan kosong serta memanggil Khabib dengan sebutan ‘Boneka Beruang’.

Shamrock-Ortiz

Persaingan Ken Shamrock dan Tito Ortiz termasuk yang paling keras dalam sejarah UFC. Ortiz terus-menerus mengalahkan Shamrock. Pertarungan mereka menjadi salah satu yang terbesar pertama di UFC ketika Shamrock menuduh Ortiz gagal menghormatinya setelah menunjukkan jari tengahnya kepada tim Shamrock.

Jones-Cormier

Jon Jones menghadapi Daniel Cormier di kelas berat ringat dan hanya dalam satu pertarungan. Namun persaingan mereka disebut sebagai salah satu persaingan paling serius. Sebelum pertarungan berlangsung Cormier menuduh Jones dengan sebutan ‘palsu’. Keduanya pun bentrok di hotel sampai harus dipisahkan oleh masing-masing timnya. Bahkan setelah Jones memenangkan pertarungan, bentrokan terus terjadi di atas ring.

Rousey-Tate

Persaingan Ronda Rousey dengan Miesha Tate dinilai unik. Tate yang menginginkan gelarnya kembali ke tangannya dari Rousey tapi tak berhasil membuat persaingan semakin panas, Rousey bahkan menolak berjabat tangan dengan Tate setelah pertandingan ulang pada 2013.

Cruz-Faber

Aksi Urijah Faber Guillotine yang mencekik Dominick Cruz pada 2007 salah satu bentrokan yang masih diingat. Permusuhan tersebut dituding berawal dari Faber yang mencekik Cruz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement