Senin 15 Mar 2021 18:25 WIB

Turis Prancis Didakwa Lakukan Spionase di Suriah

Di bawah hukuman Iran, dakwaan spionase terancam penjara hingga 10 tahun

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Aksi spionase (ilustrasi).
Foto: gadabimacreative.blogspot.com
Aksi spionase (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Seorang turis asal Prancis bernama Benjamin Berier didakwa melakukan spionase di Suriah. Dia ditangkap otoritas Suriah 10 bulan lalu setelah mengambil foto di daerah gurun yang tak mengizinkan aktivitas fotografi. Berier pun sempat mengajukan pertanyaan di media tentang kewajiban mengenakan hijab bagi wanita Iran.

Pengacara Berier, Saeed Dehghan, mengungkapkan kliennya ditahan di sebuah penjara di timur laut kota Mashhad. "Jaksa baru-baru ini mempresentasikan dakwaan propaganda dalam sidang pengadilan," katanya melalui akun Twitter-nya.

Di bawah hukuman Iran, dakwaan mata-mata atau spionase terancam penjara hingga 10 tahun. Berier menjadi orang Barat terbaru yang ditahan atas tuduhan spionase. Pada Ahad (14/3), Nazanin Zaghari-Ratcliffe kembali menjalani persidangan di Teheran. Dia adalah seorang berkewarganegaraan ganda Inggris-Iran yang turut menghadapi tuduhan menyebarkan propaganda.

Ratcliffe sebenarnya telah menjalani masa hukumannya selama lima tahun penuh. Namun dia tetap berada dalam ketidakpastian menunggu keputusan dan tidak dapat pulang ke London.

 

Pada Desember tahun lalu,  Iran mengeksekusi mati Ruhollah Zam, jurnalis yang dituding berperan dalam memantik gelombang demonstrasi anti-pemerintah pada Desember 2017. Dia juga dituduh melakukan spionase untuk negara asing.

Kantor berita Iran Islamic Republic News Agency (IRNA), televisi pemerintah Iran, dan kantor berita semi-resmi Nour secara serempak melaporkan bahwa Zam digantung pada 12 Desember pagi. "Orang ini melakukan tindakan kriminal dan korup terhadap keamanan serta penghidupan rakyat Iran dengan menjalankan saluran Telegram Amad News antagonis dan komunikasi spionase dengan elemen yang terkait dengan layanan asing yang bertentangan dengan keamanan rakyat Iran," tulis Mizan, situs berita resmi dari peradilan Iran, dikutip laman Aljazirah.

Zam memang mengelola saluran Telegram Amad News yang memiliki lebih dari satu juta pengikut. Melalui saluran tersebut, dia menyebarkan informasi miring tentang para pejabat Iran. Dari saluran itu pula, Zam mengumumkan tentang waktu untuk menggelar demonstrasi pada akhir 2017.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement