REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Positivity Rate di Jawa Timur (Jatim) mencapai enam persen pada pekan ini. Hal tersebut berdasarkan pantauan secara rutin oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, Ahad (14/3).
Gubenur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Pemprov Jatim melalui tim Satgas Covid-19 terus memantau positivity rate di daerahnya. Hal ini penting karena aspek tersebut bisa menunjukkan seberapa besar testing di Jatim.
"Dan kasus positif yang sudah ditemukan," kata Khofifah di Gedung Rahadi, Surabaya, Ahad (14/3).
Berdasarkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, kasus yang telah terdeteksi di Jatim dalam satu pekan mencapai 45.045. Angka ini dianggap sudah di atas standar WHO. Yakni, satu tes tiap 1.000 penduduk per pekan atau setara dengan 40.479 tes PCR setiap minggu. Dengan demikian, target testing PCR di Jatim sesuai sudah tercapai 111 persen dari standar WHO.
Dari 45 ribu kasus, sekitar 2.694 kasus positif terlaporkan pada pekan ini. Hal ini berarti positivity rate di Jatim sudah mencapai angka enam persen sedang standar WHO sekitar lima persen. "Padahal, sebelum pemberlakuan PPKM maupun PPKM Mikro, positivity rate di Jatim berada di angka 20 persen," katanya.
Menurut Khofifah, capaian ini merupakan prestasi atas kerja keras dan kerja sama semua elemen. Hal ini juga menunjukkan pemerintah terus konsisten meningkatkan testing di masyarakat. Dengan jumlah testing yang sesuai standar WHO, kasus harian maupun keterisian rumah sakit mulai menurun.
Penurunan kasus maupun positivity rate di Jatim diikuti juga dengan penurunan BOR atau keterisian rumah sakit. Saat ini BOR isolasi sudah turun dari 79 persen di awal PPKM menjadi 33 persen untuk isolasi biasa. Sementara untuk keterisian ruang ICU berubah dari 72 persen menjadi 52 persen.
Capaian penurunan ini merupakan salah satu hal yang patut dibanggakan namun perlu diwaspadai. Sebelumnya, positivity rate di Jatim pernah mencapai tujuh persen pada Oktober tahun lalu. Namun setelah libur panjang, menaik menjadi 19 persen.
Khofifah berharap, kejadian di tahun lalu bisa menjadi catatan dan motivasi untuk masyarakat. Tak terkecuali untuk pemerintah provinsi maupun aparat untuk terus konsisten mengawal penurunan kasus di Jatim. "Termasuk dengan tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan," ungkap dia.