Kamis 25 Feb 2021 12:55 WIB

Luhut: Vaksin Sinopharm Khusus untuk Vaksinasi Mandiri

Vaksin Sinopharm ditarget masuk secara bertahap ke Indonesia mulai Maret 2021

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Logo perusahaan Sinopharm di Shanghai, China.
Foto: EPA
Logo perusahaan Sinopharm di Shanghai, China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah khusus mengalokasikan vaksin Covid-19 dari Sinopharm untuk vaksinasi mandiri. Vaksin Covid-19 dari Sinopharm akan dialokasikan kepada perusahaan-perusahaan yang berkewajiban memberikan akses vaksin ke pegawainya.

“Kami sudah engage dengan Sinopharm yang (vaksinnya) tidak gratis. Kami ingin alokasikan ini untuk vaksin mandiri,” ucap Luhut dalam diskusi virtual, Kamis (25/2).

Baca Juga

Luhut menargetkan vaksin Sinopharm bisa masuk secara bertahap ke Indonesia mulai Maret 2021 dengan setidaknya 2 juta dosis. Jika jumlah itu masih kurang, Luhut juga menargetkan sumber vaksin lain seperti Novavax dan vaksin produksi Johnson & Johnson yang juga belum masuk daftar vaksin gratis untuk digelontorkan bagi dunia usaha.

“Kami coba 3 juta (dosis vaksin Sinopharm) tapi yang pasti 2 juta. Harapan kami 3 juta pun semua pegawai yang, kita langsung vaksin bertahap. Kemudian April, Mei, Juni, Juli 15-20 juta pasti kita dapat,” ucap Luhut.

Luhut mengatakan ia telah menjajaki hal vaksin tersebut ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri China beberapa waktu lalu. Hasilnya, China bersedia mengalokasikan hingga 15 juta dosis vaksin Covid-19 secara bertahap. Tahap 1 dimulai dengan 100.000 dosis, kemudian jumlahnya ditingkatkan 5 juta dosis, hingga totalnya mencapai 15 juta dosis.

Baca juga : Jimly: Orient tak Bisa Dilantik Jadi Bupati karena WNA

Namun, Luhut sempat meminta agar jumlah vaksin yang diberikan setidaknya mencapai 30 juta dosis. Luhut juga meminta agar pasokan itu dapat diterima Indonesia per Juli 2021 nanti. “Dia bilang, ‘Oke brother, saya lihat apa yang bisa saya buat. Tapi angka yang Anda minta mungkin tidak bisa sampai 30 juta, tapi bisa lebih dari 15 juta’,” ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement