Senin 22 Feb 2021 22:01 WIB

Gajah di Lampung Rusak Rumah dan Ladang Warga

Masuknya gajah asal hutan TNBBS ke kampung itu merusak puluhan rumah dan kebun warga.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Mas Alamil Huda
Penangkaran Gajah, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, (20/3).
Foto: Republika / Darmawan
Penangkaran Gajah, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kawanan gajah liar diketahui masuk kampung warga di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, dua hari terakhir. Masuknya gajah asal hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ke kampung warga itu merusak puluhan rumah dan kebun warga.

Keterangan yang diperoleh Republika.co.id dari warga, Senin (22/2), kawanan gajah mulai masuk kampung warga di Desa Bumi Hantatai, Desa Pemangku Talang Rejo, dan Talang Gajah pada petang dan malam hari. Sedangkan pada siang hari gajah-gajah tersebut menghilang, dan meninggalkan jejaknya setelah merusak rumah dan ladang warga.

Menurut Darsim, pegawai Desa Bumi Hantatai, terdata di Dusun Pemangku Talang Rejo 12 unit rumah rusak dan di Dusun Talang Gajah 36 rumah. Gajah-gajah tersebut masih berkeliaran di ladang-ladang dan juga merusak rumah warga untuk mencari makan. “Sebelum ini sudah pernah gajah masuk kampung warga,” katanya, Senin (22/2).

Ia mengatakan, warga yang berada di Desa Bumi Hantatai untuk sementara mengungsi ke tempat aman, karena kawanan gajah masih terpantau hilir mudik di kampung-kampung penduduk. Warga perempuan dan anak-anak mengungsi, sedangkan warga laki-laki berjaga pada malam hari.

Petugas Kecamatan Bandar Negeri Suoh turun ke lokasi kejadian. Mereka mendata rumah-rumah warga yang rusak, termasuk tanam-tanaman di ladang warga yang diamuk gajah. Data kerusakan tersebut akan dilaporkan ke Dinas Sosial Kabupaten Lampung Barat.

Menurut Darsim, kawanan gajah dari hutan TNBBS tersebut sudah pernah masuk kampung warga di Talang Lokasi, Talang Batu Ampar, dan Talang Batu, Desa Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, beberapa waktu lalu. Selain merusak rumah, konflik gajah dan manusia ini menyebabkan tanam tumbuh warga di ladang ikut rusak.

Ia mengatakan, gajah-gajah tersebut masuk kampung karena memang jalur perlintasan kawasanan gajah yang habitatnya berada di hutan TNBBS. Ironisnya, jalur perlintasan gajah-gajah liar tersebut saat ini sudah berdiri rumah dan ladang-ladang milik warga dengan tanam tumbuhnya.

Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki kepada pers menyatakan, kawanan gajah liar tersebut masuk kampung warga pada petang hingga malam hari. Sedangkan siang harinya berada dalam hutan. Menurut dia, dari sejumlah kawanan gajah tersebut, terdapat gajah bernama bunga yang telah disematkan GPS oleh TNBBS.

Dari pemantauan pihak TNBBS, gajah bunga berada sekitar lima kilometer dari jalan penghubung desa. Petugas TNBBS bersama mitra berupaya mencegah dengan melakukan penghalauan agar kawanan gajah liar tersebut tidak menyeberang ke daerah lain.

Ia berharap warga yang berladang dan berumah di jalur perlintasan gajah untuk waspada dan tidak melakukan penghalau secara mandiri tanpa bantuan dan koordinasi dengan petugas, demi menjaga keselamatan. Menurut data TNBBS, rumah-rumah warga yang dirusak gajah tersebut, pernah terjadi beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement