Selasa 16 Feb 2021 12:05 WIB

Muhammadiyah Cabang Babat Sulit Dicari Tandingannya

Muhammadiyah, tak pernah merasa lelah menabur kebajikan, menyantuni tanpa pilih kasih

RS Muhammadiyah Cabang Babat
Foto:

Selain itu ada bakti sosial, berupa pengobatan gratis, khitanan gratis. Saat Covid-19 ini, setiap warga yang terpapar kami perhatikan makan keluarganya, di samping pengobatan." Terhadap jawaban itu, saya beri komentar pendek, "Ini praktik ajaran Islam di tingkat akar rumput. Selamat, saya bangga sekali."

Dari sisi amal usaha, Cabang Babat mempunyai 17 masjid, 10 mushala, 23 TPQ (taman pendidikan Alquran), dua madrasah diniyah, 12 TK, 12 kelompok bermain, dua SD, enam madrasah ibtidaiyah, dua SMP, satu SMA, satu SMK, dua panti asuhan yatim, satu pondok pesantren, dua rumah sakit, satu BTM (baituttanwil Muhammadiyah), satu KKM (Kesejahteraan Keluarga Muhammadiyah), satu Perumahan Muhammadiyah, dan 90 bidang tanah tersebar di beberapa ranting.

Dari sekian aset itu, kita batasi saja pembicaraan selanjutnya untuk dua RS karena dinilai di antara paling menonjol dengan dana besar. Asal RS Muhammadiyah Cabang Babat berupa poliklinik Islam, yang bekerja sama dengan seorang dokter dari Jerman.

Berdiri pada 1959, tetapi tidak bisa berkembang. Baru pada 1973, poliklinik Islam digabungkan dengan BKIA 'Aisiyah menjadi BAKIS (balai kesehatan Islam) yang dikelola pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat. Pada 1976, berubah menjadi RS Muhammadiyah pertama. Dibangun di atas tanah seluas sekitar 22.422 m2 dengan luas bangunan sekitar 1.966, 95 m2. Pimpinan sekarang untuk RS pertama adalah Dr Ernik Saptowati dengan 166 tenaga medis dan nonmedis.

RS ini didukung dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis bedah umum, spesialis saraf, spesialis mata, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis THT, spesialis kulit dan kelamin, spesialis paru, spesialis radiologi, spesialis bedah ortopedi, spesialis urulogi. RS kedua dengan bangunan lima lantai.

Karena terbentur regulasi yang tak mengizinkan penggabungan dua RS maka RS berlantai lima yang baru dibangun, harus berdiri sendiri dengan nama RSU Muhammadiyah Babat, dengan Izin Operasinonal Kemkes No. 445/342/RS/413.111/2020, tertanggal 18 Februari 2020. Dipimpin Dr Farah Nurdiana MKes, dengan 70 orang tenaga medis dan nonmedis.

Pelayanan rawat inap meliputi ruang perawatan umum, ruang kamar bersalin, HCU, dan ruang isolasi. Dibangun di area tanah seluas 11.155 m2, luas bangunan 1.200 m2. Tanah seluas 7.000 m2 berasal dari wakaf, yang 4.155 m2 dibeli dengan dana pinjaman bank dan para dermawan. Gedung lima lantai ini program permulaan. Masih direncanakan dua gedung lagi yang luasnya mencapai 21 ribu m2.

Inilah moto RSUM Babat itu: melayani de ngan profesional, santun, dan berdedikasi. Salah satu buktinya, setiap Jumat dilakukan khitanan gratis untuk lima anak.

Dalam sejarah Muhammadiyah, RS baru berdiri pada 1923 dengan nama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Istilah "kesengsaraan umum" sesungguhnya lebih tajam, karena sebagian rakyat kita masih saja sengsara sampai hari ini.

Itulah Muhammadiyah, tidak pernah merasa lelah dalam menabur kebajikan, menyantuni manusia tanpa pilih kasih. Muhammadiyah Babat, salah satu cabang yang sukar dicari tandingannya. Selamat!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement