Rabu 06 Jan 2021 09:14 WIB

Dirjen WHO Kecewa China Belum Izinkan Tim Investigasi Masuk

China belum mengizinkan tim pakar internasional untuk virus corona masuk negaranya

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: EPA
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia ( Dirjen WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ia sangat kecewa China belum mengizinkan tim pakar internasional masuk. Tim tersebut akan meneliti asal mula virus corona yang pertama kali dideteksi di Wuhan, China.

"Hari ini kami mengetahui, Pemerintah China belum memfinalisasi izin yang dibutuhkan tim tiba di China," kata Tedros dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Selasa (5/1) waktu setempat.

Baca Juga

Tim yang terdiri  atas 10 orang pakar dari seluruh dunia itu harusnya sudah berangkat pada awal Januari setelah menunggu lama izin masuk dari China. Tedros mengatakan ia sudah menghubungi pejabat senior pemerintah China. "Dan sekali lagi saya tegaskan, misi ini prioritas bagi WHO," tambahnya.

Ia mengatakan, misi tersebut dikembangkan bersama Beijing. Misi tersebut dipimpin pakar penyakit lintas spesies WHO Peter Ben Embarek yang melakukan penelitian awal pada Juli lalu.  

Kepala Bagian Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, dua anggota tim internasional itu sudah memulai perjalanan mereka ke China. Salah satu di antaranya sudah pulang dan satu lagi transit di negara ketiga.

"(Namun) kami yakin dan berharap ini hanya masalah birokrasi dan logistik yang dapat diselesaikan dengan cepat," katanya.

Menjelang misi ini digelar, Beijing berusaha mengubah bentuk narasi mengenai bagaimana pandemi dimulai. Diplomat senior China Wang Yi mengatakan, 'semakin banyak penelitian' menunjukkan virus muncul di berbagai kawasan. Sebelumnya Ryan mengatakan pernyataan itu 'sangat spekulatif'.

China menepis kritikan terhadap penanggulangan penyebaran virus di awal-awal pandemi akhir tahun 2019 lalu. Presiden AS Donald Trump mempertanyakan tindakan Beijing selama wabah terjadi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement