Kamis 31 Dec 2020 21:47 WIB

Contoh Tawakal Yang Benar Dalam Perjalanan Haji

Tawakal dalam perjalanan haji

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
Tawaf di masa pandemi
Foto: Istimewa
Tawaf di masa pandemi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi mengatakan setiap Muslim yang berangkat haji patut merenungkan, firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 197. Surah itu artinya "Dan apabila kamu pergi haji berbekal, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa."

Tentang bagaimana contoh takwa yang sebenarnya, Syekh Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi memberikan contoh dengan dua kisah sahabat yakni Sahabat Abu Bakar Shiddiq ra. Ketika perang Tabuk, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk membantu tentara Islam yang hendak berangkat. Abu Bakar ra membawa apa saja yang ada di rumahnya, tidak ada sesuatupun yang ditinggal di rumahnya.

Kisah yang kedua menceritakan tentang seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa sepotong emas sebesar telur ayam. Sambil menyerahkannya kepada Rasulullah SAW ia berkata.

"Ini, saya sedekahkan dan saya sudah tidak mempunyai apa-apa lagi," kata Rasulullah SAW.

 

Rasulullah SAW lalu memalingkan wajahnya dari orang itu. Dan dia datang di depan Rasulullah SAW lagi dan berkata seperti semula. Demikian Rasulullah SAW memalingkan wajahnya dari orang itu, dan orang itu datang berulang kali di depan Rasulullah SAW sambil berkata seperti semula.

Pada yang keempat kalinya, Rasulullah SAW mengambil potongan emas tersebut kemudian melemparkannya dengan keras sehingga bila terkena pemiliknya pasti akan melukainya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda.

"Sebagian orang menyedekahkan semua apa yang ia miliki lalu meminta-minta kepada manusia."

Dari dua kisah ini kata Syekh Muhammad Zakariyya bisa diketahui dengan benar kapan tawakal itu dibenarkan. Barangsiapa yang ada dalam keadaan tangan kosong mampu bersabar, tidak mengadukan keadaannya kepada manusia, dan tidak meminta-minta kepada orang lain, maka ia pasti dibolehkan untuk pergi haji dengan bertawakal.

"Dan barangsiapa yang tidak seperti itu, tetapi menjadi beban bagi orang lain, tidak mampu bersabar dan tidak pandai bersyukur maka tidak patut baginya untuk pergi haji dengan bertawakal saja tanpa membawa bekal," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement