Selasa 10 Nov 2020 06:24 WIB

Satgas: Masyarakat Jadi Garda Terdepan Tangkal Covid-19

Proporsi upaya pencegahan yang harus dilakukan masyarakat sebanyak 80 persen

Rep: Rizky Surya/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah wisatawam antre untuk melakukan rapid test di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Rapid test dan swab test yang digelar Satgas COVID-19  Pemkab Bogor dilakukan secara acak di tiga titik sebagai langkah antisipasi potensi penyebaran COVID-19 dari wisatawan pada cuti bersama dan libur Maulid Nabi Muhammad SAW.
Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA
Sejumlah wisatawam antre untuk melakukan rapid test di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Rapid test dan swab test yang digelar Satgas COVID-19 Pemkab Bogor dilakukan secara acak di tiga titik sebagai langkah antisipasi potensi penyebaran COVID-19 dari wisatawan pada cuti bersama dan libur Maulid Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo meminta masyarakat menjadi garda terdepan pencegahan Covid-19. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Timur di Balikpapan, Senin (9/11).

Doni memandang semua komponen masyarakat harus menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 melalui upaya pencegahan. Sedangkan tenaga kesehatan harus berada pada posisi garda terakhir.

Doni berharap masyarakat yang menjadi garda terdepan selalu menerapkan protokol kesehatan dan menjaga imunitas. Perilaku rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker wajib dipatuhi masyarakat.

"Dokter tenaga kesehatan harus menjadi benteng terakhir. Siapa yang menjadi ujung tombak? Kita semua. Seluruh komponen bangsa harus menjadi ujung tombak, menjadi garda terdepan dengan cara pencegahan,: kata Doni dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Doni meminta agar proporsi upaya pencegahan yang harus dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat adalah sebanyak 80 persen. Adapun sisanya berada pada garda terakhir, yakni dokter dan tenaga medis lainnya.

"Upaya pencegahan dalam penanganan Covid-19 ini harus mendapatkan porsi yang lebih tinggi. Porsi mayoritas. Kalau boleh sekitar 80 persen adalah upaya pencegahan dan 20 persen adalah penanganan kesehatan," ujar Doni.

Di sisi lain, upaya deteksi dan pemeriksaan terhadap kontak erat pasien Covid-19 juga harus dilakukan secepat mungkin. Sehingga kemudian langkah penanganan lebih lanjut dapat segera diberikan dan penambahan kasus baru dapat dicegah.

"Tidak boleh gejalanya yang lebih tinggi. Pemeriksaan kepada kontak erat ini, salah satu tujuannya adalah untuk mengetahui orang yang sudah positif Covid-19 walaupun tanpa gejala untuk segera dilakukan isolasi," sebug Doni.

Menurut Doni, setiap pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat sembuh total 100 persen dengan penanganan yang baik. Akan tetapi bagi mereka yang memiliki gejala sedang hingga berat memiliki potensi lebih sulit ditangani, terlebih bagi mereka yang sudah masuk masa kritis.

"Mereka yang gejalanya ringan itu bisa 100 persen sembuh. Namun ketika masuk gejala yang lebih tinggi, yaitu gejala sedang dan berat, apalagi masuk kepada fase kritis, itu angka kematiannya mencapai 67 persen," ujar Doni.

Satgas Penanganan Covid-19 memberikan dukungan bantuan bagi Pemprov Kalimantan Timur untuk penanganan COVID-19 yang diserahkan secara simbolis oleh Ketua Satgas Nasional Doni Monardo kepada Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.

Adapun bantuan tersebut meliputi masker KN95 sebanyak 20.000, masker medis sebanyak 20.000, masker kain 150.000, APD premium 15.000, face shield sebanyak 5.000, shoe cover sebanyak 2.000, gloves sebanyak 500, googles sebanyak 250, disinfektan sprayer 5, hand sanitizer sebanyak 20 jerigen, hand spray sebanyak 1000 dan ventilator 2 unit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement