Kamis 05 Nov 2020 09:39 WIB

IHSG Menguat Seiring Optimisme Pasar akan Pemilu AS

Pemilu AS akan sangat berdampak terhadap pergerakan aliran dana di pasar global.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks saham Kamis (5/11) berbalik arah dari penutupan perdagagan kemarin dengan menguat 1,43 persen atau naik 72 poin ke level  5.178,01. Sementara indeks LQ45 menguat signifikan 1,90 persen.
Foto: Prayogi/Republika
Indeks saham Kamis (5/11) berbalik arah dari penutupan perdagagan kemarin dengan menguat 1,43 persen atau naik 72 poin ke level 5.178,01. Sementara indeks LQ45 menguat signifikan 1,90 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan hari ini, Kamis (5/11). Indeks saham berbalik arah dari penutupan perdagagan kemarin dengan menguat 1,43 persen atau naik 72 poin ke level  5.178,01. Sementara indeks LQ45 menguat signifikan 1,90 persen.

Pemilu Amerika Serikat (AS) masih menjadi sentimen utama pergerakan pasar saham pada hari ini. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan pasar kembali merespons positif pemilu AS setelah sebelumnya sempat pesimistis.

Baca Juga

"Pasar kembali merespons positif pemilu dengan berkeyakinan bahwa stimulus akan segera hadir di pasar, khususnya ketika suara antara Biden dan Trump kembali menjauh," kata Nico, Kamis (5/11).

Nico mengatakan pemilu AS ini akan sangat berdampak terhadap pergerakan aliran dana yang akan terjadi di pasar global. Apabila biden memenangkan pemilu, ada potensi yang lebih besar aliran dana asing masuk ke Emerging Market, salah satunya Indonesia.

Menurut Nico, stabilitas menjadi poin penting ketika Biden memimpin AS. Naiknya pajak akan membuat dana kembali berpindah untuk masuk ke Emerging Market. Sementara jika Trump yang memenangkan pemilu, stabilitas keuangan diperkirakan akan terganggu khususnya secara global.

Selain pemilu AS, data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal ketiga juga akan menjadi perhatian pasar hari ini. Konsensus memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh minus 3,2 persen secara yoy dan positif 5,5 persen dibanding kuartal sebelumnya. 

Ditengah situasi dan kondisi yang diiringi dengan volatilitas yang tinggi, Nico melihat, pasar akan dapat berubah dengan sangat cepat. Berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat IHSG memiliki peluang bergerak bervariatif dengan potensi menguat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement