Selasa 18 Aug 2020 13:02 WIB

Pertama, IOT Berbasis Hybrid di Kota Bandung

Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan publik secara transparan dan realtime.

Wali Kota Bandung Oded M Danial meninjau proses uji coba platform IOT berbasis hybrid di Bandung Command Center (BCC), Balai Kota Bandung, Senin (17/08).
Foto: Istimewa
Wali Kota Bandung Oded M Danial meninjau proses uji coba platform IOT berbasis hybrid di Bandung Command Center (BCC), Balai Kota Bandung, Senin (17/08).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Di era industri 4.0, Pemkot Bandung menjadi yang pertama di Indonesia dalam mengimplementasikan teknologi Internet of Things (IOT) berbasis hybrid (satelit dan GSM). Inovasi teknologi informasi di Kota Bandung itu bernama platform pintar Papatong, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Uji coba platform IOT berbasis hybrid itu berlangsung di Bandung Command Center (BCC), Balai Kota Bandung, Senin (17/08). Arsitektur implementasi IOT berbasis hybrid itu memiliki fungsi sebagai data viewer dan data capture serta analitik.

Dengan kefungsiannya itu, maka seluruh kinerja layanan publik di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Bandung dapat diketahui secara realtime. Platform ini otomatis akan menerjemahkan laporan dari sensor-sensor yang ditempelkan pada benda-benda fisik, yang ingin dikontrol dari jarak jauh.

Setelah terpantau, lalu hasilnya dapat dianalitik secara digital dan realtime. Sementara konsep visual yang tampak pada layar monitor berbasiskan geospasial. Yakni, menampilkan gambar suatu ruang di atas permukaan bumi berasal dari citra satelit, secara realtime.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, perkembangan teknologi komunikasi sangat cepat. Oleh karena itu, papar dia, implementasinya IOT sudah menjadi kebutuhan.

‘’Kota Bandung yang dikenal sebagai kota pintar, kota jasa, dan layanan, hari ini (Senin) coba melompat jauh, dengan mengimplementasikan IOT untuk kebutuhan peningkatan kualitas layanan public,’’ ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (18/8).

Penerapan teknologi IOT berbasis hybrid ini, sambung dia, sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia. Tentunya, papar dia, inovasi tersebut diarahkan untuk kebutuhan layanan warga Kota Bandung.

‘’Dengan IOT ini, sudah semakin sedikit adanya campur tangan manusia. Semua digerakkan oleh mesin ke mesin sehingga layanan publik akan lebih transparan, cepat, efisien, hemat biaya, terukur dalam tata kelola pemerintahan,’’ tambahnya.

Yang lebih menggembirakan, lanjut Oded, ahli-ahli IOT dalam implementasi ini melibatkan sekolompok anak-anak Bandung, yang tergabung dalam komunitas Bandung Economic Empowerment Center (BEEC). Mereka, papar dia, menyiapkan usulan untuk ikut terlibat membangun kota tercinta ini.

Ketua BEEC Ujang Koswara menjelaskan, pihaknya akan melakukan implementasi IOT pada 17 pekerjaan di beberapa SKPD, namun dilakukan secara bertahap. Antara lain  Mini Command Center (MCC) di Pendopo,  tracking system truk sampah (PD Kebersihan), bidang aset, wajib pajak (BPPD), automatic meter reading (AMR) di pelanggan PDAM, dan media monitoring.

‘’Yang lain adalah Bandung Smart Box (BSB) yang ditempatkan di kelurahan, berguna sabagai perangkat komunikasi dua arah (video call) antara wali kota dan warganya,’’ tandasnya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement