Senin 27 Jul 2020 23:23 WIB

Persipura Tunggu Kejelasan Teknis Pelaksanaan Liga 1

Persipura menjadi satu-satunya tim yang memang belum menentukan sikap.

Pemain Persipura berselebrasi usai menjebol gawang PSIS Semarang pada pertandingan pekan pertama Shopee Liga 1 2020 di Stadion Klabat, Manado, Sulawesi Utara, Ahad (1/3/2020).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Pemain Persipura berselebrasi usai menjebol gawang PSIS Semarang pada pertandingan pekan pertama Shopee Liga 1 2020 di Stadion Klabat, Manado, Sulawesi Utara, Ahad (1/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Persipura Jayapura tak ingin gegabah dalam menentukan sikap soal kelanjutan kompetisi. Tim asal Papua itu memilihmenunggu hingga ada kejelasan detail teknis penyelenggaraan Liga 1 Indonesia dari PSSI dan operator liga.

"Pada prinsipnya kami tidak lebih dulu gegabah menentukan Homebase sebelum ada detail Protap (prosedur tetap) dari federasi selama pelaksaanaan kompetisi nanti," ujar Sekretaris Umum Persipura Rocky Bebena dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Senin (27/7).

Baca Juga

Persipura menjadi satu-satunya tim yang memang belum menentukan sikap apakah akan ikut kompetisi atau tidak. Dalam jajak pendapat dengan PT. LIB serta klub peserta Liga 1 lain beberapa waktu lalu, mereka memilih untuk abstain, atau tak memutuskan apa-apa.

Menurut dia, Persipura perlu kejelasan secara mendetail perihal teknis pertandingan, akomodasi, hak komersial, hingga pencegahan/penanganan kesehatan yang hingga saat ini belum mereka terima.

"Kami berpikir teman-teman di pulau Jawa tidak terlalu sulit baik dari sisi akomodasi, transportasi, finansial dan lain-lain. Ketika kami Tour, kami hitung berapa kali lipat kalau kami pilih Homebase di tempat mana yang kami pilih," kata dia.

Ia juga menyinggung perihal usulan Homebase di Yogyakarta. Rocky menganggap bahwa keputusan yang menerangkan bahwa seluruh kompetisi dipusatkan di pulau Jawa ambigu.

Klub belum bisa memutuskan akan bermain di mana, dan memilih menunggu hingga ada kejelasan menyeluruh dari federasi dan operator.

"Kami minta ada kepastian dulu, mengapa kita belum menentukan homebase. PSSI minta di Yogya, tapi persepsi pulau Jawa itu besar, ada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," kata dia.

"Ini yang mungkin pikiran PSSI semua ada di pulau Jawa, tapi tidak mungkin juga kami harus di situ. Bisa saja kami tidak di Yogja, karena ada pertimbangan-pertimbangan klub. Okelah PSSI bisa membantu diakomodasi tapi pertimbangan teknis lainnya?," kata dia menambahkan.

Menanggapi hal tersebut, Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan bahwa bermarkas di Yogyakarta merupakan usulan semata. Klub bisa menentukan markasnya sendiri jika tak ingin di Yogyakarta.

Alasan pemilihan di Yogya karena dianggap akan mengurangi biaya akomodasi. Pasalnya ada rekanan dari Ketum PSSI yang memiliki hotel dan bersedia memberikan secara cuma-cuma selama kompetisi bergulir di sana.

"Keinginan ketua umum dan Exco kenapa harus di Yogya? Karena ketua umum memiliki relasi pemilik hotel, pemilik akomodasi yang ada di sana. Bahkan ditawarkan Ketum kalau ada klub yang mau di Yogya akomodasinya gratis bahkan sekaligus dengan empat kali makan," kata dia.

"Itu sebenarnya tawaran, tapi kalau misalkan kawan-kawan memiliki home yang di luar Yogya itu dipersilakan," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement