REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, belum dapat pastikan kapan objek wisata di wilayahnya akan dibuka.
"Sampai hari ini, belum ada kebijakan untuk membuka lokasi wisata pada Juni 2020. Kalau Candi Prambanan dan Borobudur milik BUMN jadi memiliki kebijakan sendiri," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono di Gunung Kidul, Rabu (20/5).
Harry memastikan Pemkab Gunung Kidul, dalam hal ini Dinas Pariwisata sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang membidangi sektor pariwisata tetap memegang maklumat Kapolri tentang pencegahan COVID-19. Penutupan lokasi wisata yang sebagian besar merupakan wisata alam masih menunggu kebijakan dari pusat.
"Sehingga, kami belum ada rencana membuka objek wisata dalam waktu dekat. Kami menyadari momentum lebaran adalah kondisi yang tepat untuk menggenjot pendapatan retribusi sektor pariwisata. Namun kami tetap memegang teguh maklumat kapolri," katanya.
Selain itu, lanjut Harry, pemerintah masih memberlakukan status tanggap darurat COVID-19, sehingga belum ada keputusan lebih jauh. Dispar meminta kepada pengelola obyek wisata untuk sabar menanti keputusan dari pemerintah. Hingga Senin (18/5), ada 7005 orang pelaku wisata terdampak penutupan.
Data para pelaku wisata terdampak diberikan ke Dinas Pariwisata DIY, mereka diberikan bantuan dari kemenpar dan perusahaan layanan wisata.
"Kami mendorong pelaku wisata mendaftar kartu pra kerja," katanya.
Disinggung mengenai pembukaan resto di Kawasan Patuk, ia mengaku tidak mengetahuinya. Pihaknya bersama dengan Bagian Perekonomian Sekda Gunung Kidul sedang melakukan monitoring terkait pembukaan resto yang ada di sekitar kawasan bukit bintang.
"Kami belum tahu kelanjutannya. Hari ini sedang dilalukan monitoring dan evaluasi di sana," katanya.