Senin 18 May 2020 18:10 WIB

Penyelidikan Covid-19 Diajukan ke Majelis Kesehatan Dunia

Indonesia salah satu negara yang mendukung penyelidikan pandemi Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Uni Eropa dan Australia mendorong sebuah rancangan resolusi untuk menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul dan penyebaran virus korona. Rancangan tersebut akan diajukan pada Selasa (19/5) ke Majelis Kesehatan Dunia, dan bisa disahkan jika mendapatkan dukungan dua pertiga dari 194 anggota majelis.

Dalam sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, rancangan penyelidikan independen itu mendapatkan dukungan dari 116 negara anggota. Dengan jumlah dukungan tersebut, kemungkinan rancangan tersebut dapat disahkan di Majelis Kesehatan Dunia. Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne tidak mau mendahului hasilnya. Dia mengatakan, saat ini proses negosiasi sedang berlangsung.

Baca Juga

"Resolusi itu adalah bagian penting dari percakapan yang kami mulai, dan saya sangat berterima kasih atas upaya orang-orang Uni Eropa dan banyak perancang yang telah menjadi bagian dari negosiasi selama beberapa minggu terakhir. Resolusi itu termasuk pemeriksaan asal zoonosis dari virus corona," ujar Payne.

Di antara negara yang mendukung penyelidikan independen terhadap pandemi virus corona antara lain, India, Jepang, Korea Selatan, kelompok Uni Afrika dari 47 negara anggota, Rusia, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Inggris, dan Kanada. Rancangan resolusi itu menyerukan penyelidikan ilmiah dan kolaboratif untuk melacak jalur penularan sehingga dapat mengurangi risiko penularan serupa di masa depan.

Virus corona telah menginfeksi lebih dari 4,64 juta orang secara global, dengan jumlah kematian sebesar 310.236. Virus yang memiliki nama Covid-19 ini muncul di Wuhan, China pada akhir 2019. Australia mendorong penyelidikan independen untuk mencegah terulangnya pandemi serupa yang telah melumpuhkan kegiatan ekonomi di dunia. Dalam hal ini, Australia tidak ingin menyalahkan negara manapun.

"Setelah peristiwa yang begitu penting, kami ingin melihat apa yang harus kita pelajari dari pengalaman ini," ujar Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Rancangan penyelidikan independen virus corona membuat China geram dan mengancam akan melakukan tindakan balasan terhadap perekonomian Australia. Duta besar China untuk Australia, Cheng Jingye menyebut usulan penyelidikan itu sangat berbahaya.

"Publik China frustrasi, dan kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," kata Cheng dalam sebuah wawancara dengan majalah Australian Financial Review bulan lalu.

Sejak saat itu, China telah menangguhkan impor daging sapi dari empat pemasok terbesar di Australia. hCina juga mengancam akan menghentikan pengiriman mahasiswanya ke sejumlah perguruan tinggi di Australia. Sektor pendidikan merupakan salah satu pemasukan utama bagi negara tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement