Selasa 21 Apr 2020 09:50 WIB

'Kontrak Jangka Panjang Strategi Saat Harga Minyak Turun'

Situasi minyak rendah biasanya dimanfaatkan untuk memperkuat sektor hilir migas.

Mantan Wakil Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar yang juga menjabat sebagai komisaris utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN).
Foto: Republika
Mantan Wakil Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar yang juga menjabat sebagai komisaris utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan ketika harga minyak anjlok atau rendah, hal lain yang biasa dilakukan negara-negara lain adalah salah satunya melakukan kontrak jangka panjang dengan produsen minyak. Selain itu, pilihan lainnya adalah membeli minyak mentah secara langsung.

"Bagaimana dengan peluang Indonesia? Kita konsumen minyak besar, negara dengan konsumen minyak besar akan melakukan hal-hal di antaranya melakukan kontrak jangka panjang," kata Arcandra Tahar dalam unggahannya di akun Instagram dipantau Antara di Jakarta, Selasa (21/4).

Baca Juga

Selain itu pilihan lainnya adalah peluang untuk membeli minyak mentah banyak secara langsung jika storage atau penyimpanan cukup besar. Atau jika storage sudah penuh dapat melakukan kontrak pembelian saat minyak turun, namun waktu pengiriman bisa diatur ketika waktu penerimaan storage sudah memungkinkan.

"Cara seperti itu harganya akan tetap menguntungkan, karena kontrak pembelian tetap bisa dilakukan," kata Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut.

Lebih lanjut ia menjelaskan, situasi minyak rendah biasanya dimanfaatkan untuk memperkuat sektor hilir migas. Contoh mengembangkan proyek kilang migas, petrochemical dan infrastruktur lain seperti jaringan gas bumi.

Harapannya ketika infrastruktur selesai dibangun rata-rata butuh 3 sampai 5 tahun, ketika sudah siap saat itu harga minyak kembali normal.

Harga minyak mentah AS jatuh ke level terendah dalam lebih dari 20 tahun pada Senin (21/4). Penurunan itu didorong oleh kekhawatiran permintaan yang lebih lemah dan kelebihan pasokan.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot lebih dari 40 persen, diperdagangkan di bawah 11 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak 1998. Saham-saham di AS membukukan keuntungan yang kuat pada pekan yang berakhir 17 April, dengan Indeks Dow Jones naik 2,2 persen, Indeks S&P 500 naik 3 persen dan Indeks Nasdaq mencatat kenaikan mingguan 6,1 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement