Kamis 12 Mar 2020 15:34 WIB

Indonesia - Belanda Jajaki Pengembangan Benih Holtikultura

Belanda mencoba menjajaki peluang kerja sama hortikultura di ibu kota baru.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Aneka macam bibit tanaman hortikultura siap tanam dijual ke pembeli di Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Selasa (18/2).(Wihdan Hidayat/ Republika) ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Aneka macam bibit tanaman hortikultura siap tanam dijual ke pembeli di Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Selasa (18/2).(Wihdan Hidayat/ Republika) ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Delegasi Kementerian Pertanian Belanda mengunjungi pusat industri benih tanaman holtikultura di PT East West Seed Indonesia (Ewindo) di Kabupaten Purwakarta, Kamis (12/3). Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Belanda, Jan-Kees Goet didampingiDirektur Jenderal Hortikultura Kementerlan Pertanian Prihasto Setyanto, Managing Director PT East West Seed Indonesia Glenn Pardede, meninjau pusat pengembangan benih holtikultura.

Dirjen Holtikultura Prihasto Setyanto mengatakan Belanda merupakan negara yang maju pada sektor teknologi pertaniannya, termasuk holtikultura. Kunjungan kali ini juga dikatakannya sebagai langkah penjajakan peluang kerjasama pengembangan sektor holtikultura di Indonesia dalam rangka pembangunan ibukota baru di Kalimantan Timur.
 
“Banyak yang bisa dikerjasamakan salah satunya tadi berkolaborasi untuk pembangunan ibu kota baru yang memang arahan Menteri Pertanian bagaimana bisa (ibukota) penuhi kebutuhan sayurannya sendiri,” kata Prihasto.
 
Ia menuturkan Jakarta sebagai ibu kota saat ini sebagian besar kebutuhan pangannya dipasok dari luar daerah. Jika nanti ibukota pindah ke Kalimantan, maka menjadi hal mutlak untuk disiapkan dari sisi ketersediaan pasokan pangan. Sebab, jika mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan Sumater tentu biayanya justru bisa melonjak.
 
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Belanda tertarik bekerjasama dalam bidang pengembangan produksi pangan. Apalagi dengan adanya ibukota baru, maka akan ada penduduk yang akan ikut pindah.
 
“Prediksi kami di Ditjen Holtikultura disana berkembang paling tidak untuk cabai bawang butuh area  seluas lebih lima ribu hektar satu komoditas. Asumsi akan ada dua juta (orang) datang ke sana jadi cabe lima ribu hektar, bawang  lima ribu hektar,” tuturnya.
 
Ia menilai potensi lahan untuk pengembangan sektor pertanian sangat besar. Tanah yang baik dan subur diprediksi dapat menjadi peluang baik untuk mengembangkan swasembada pangan.
 
Menurutnya, selama ini Belanda juga telah banyak mendukung pengembangan pertanian di Indonesia. Termasuk di PT Ewindo, teknologi dan pelatihan produksi benih holtikultura juga bekerjasama dengan pemerintah Belanda.
 
Pihak belanda siap beri dukungan pelatihan, penelitian dan lainnya. Disana Belanda industri benih sangat maju. Sebagaian besar dapat dukungan dari benih belanda dan tenaga kami dilatih disana dan kembangkan disana,” ujarnya.
 
Wakil Menteri Pertanian, Alam dan Kualitas Pangan Belanda, Jan-Kees Goet mengapresiasi pengembangan benih holtikultura di Indonesia. Apalagi benih menjadi hal yang penting dalam pengembangan sektor pertanian yang maju. Teknologi pertanian menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam inovasi pengembangan sektor tersebut.
 
“Industri benih tanaman di Belanda merupakan industri yang terbaik dan terbesar di dunia. Kami menyediakan 30 persen kebutuhan benih di dunia,” ujarnya.
 
Ia pun menegaskan Pemerintah Belanda siap mendukung pengembangan pertanian di Indonesia termasuk sektor holtikultura yang menjadi komoditas penting pada Industri pangan.  Menurutnya banyak peluang kerjasmaa yang bisa dijalin terutama dalam hal pengembangan sektor pertanian.
 
“Kontirbusi kami bisa membantu tidak hanya pada perusahaan tapi juga bekerjasama dengan kementerian dan pemerintah,” ucapnya.
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement