REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bandara Kualanamu Internasional Airport (KNIA) Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara belum menemukan terduga virus corona penumpang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, khususnya Sumut.
"Memang penerbangan dari Kota Wuhan, China tidak ada di KNIA Deli Serdang, tapi warga negara asing (WNA) tidak dilarang untuk melakukan kunjungan melalui bandara tersebut," kata Pelaksana tugas Manajer Branch Communication dan legal PT Angkasa Pura II Bandara KNIA, Paulina Simbolon, dalam keterangan tertulis diterima di Medan, Kamis (6/2).
Sampai saat ini, menurut dia, belum ada ditemukan suspek bagi penumpang yang datang melalui KNIA Deli Serdang. "Kita dengan pihak lainnya terus melakukan peningkatan, pengawasan melalui alat thermalscanner dan surveilancesyndrome," ujarnya.
Ia menyebutkan, garda terdepan yang melakukan pengawasan menggunakan alat pendeteksi dipegang oleh petugas KKP KNIA Deli Serdang. Tujuannya meningkatkan pengawasan, dan kelancaran menangani pencegahan, khususnya penumpang yang datang atau berasal dari negara terjangkit virus corona.
Bukan itu saja, alat tersebut juga digunakan untuk pengawasan terhadap pilot, awak pesawat dan penumpang yang datang dari luar negeri.
"Alat itu bukan untuk penumpang saja,tetapi untuk semua masyarakat, termasuk pilot, awak pesawat dan lainnya," katanya.
Paulina mengatakan, selain tahapan pencegahan virus corona, PT Angkasa Pura II dan pihak lainnya juga telah menyiapkan langkah cepat terhadap penumpang, pilot dan awak pesawat yang telah terpapar virus corona. Suhu tubuh manusia normal 33,8 derajat Celcius, sedangkan tidak normal bisa mencapai 38 derajat Celcius.
"Jadi alat thermalscanner dan surveilancesyndrome itu ada di jalur kedatangan penumpang dari luar negeri atau internasional. Setiap penumpang, pilot dan pesawat selalu dicek suhu badannya, jika suhu tubuhnya tidak normal, maka mereka akan dibawa ke sebuah ruangan yang telah disediakan atau ruangan wawancara mendalam (holding room)," ujarnya.
Ia menambahkan, jika suhu badan yang tidak normal, belum bisa dipastikan apakah itu terjangkit virus corona, biarlah petugas kesehatan yang menjabarkannya. Ia mengatakan, selain koordinasi pengawasan, PT Angkasa Pura II juga selalu berkoordinasi terkait dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat kepada petugas Karantina Kesehatan.
"Selain ketersediaan (holding room), ada juga ruang isolasi. Sementara yang telah memenuhi standar Kementerian Kesehatan, memiliki akses langsung ke apron untuk pengangkutannya oleh mobil ambulans. Jadi tujuannya untuk melakukan langkah cepat dan tanggap bagi penumpang, pilot maupun awak pesawat yang terjangkit virus corona," katanya.