REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid meminta pemerintah berlakukan moratorium bebas visa dari China sampai jangka waktu yang tepat. Moratorium adalah bentuk kewaspadaan terhadap jumlah korban virus corona yang terus meningkat dan penyebarannya yang dikhawatirkan terus meluas.
"Setop arus masuk turis dari China. Untuk keperluan turis ditutup dulu. Untuk kepentingan lain silahkan dikaji dulu sesuai kebutuhan. Intinya perlu ada pembatasan jumlah pengunjung masuk dari China," ujar Meutya lewat keterangan tertulisnya, Ahad (2/1).
Pemerintah menerapkan bebas visa dari sejumlah negara sehingga turis dari manapun dapat masuk secara cepat ke Indonesia. Termasuk dari China.
Sejak wabah corona merebak, beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australia telah mengeluarkan keputusan pembatasan akses masuk dari China. Indonesia didorong mengambil langkah serupa.
Meutya Hafid juga meminta pemerintah melakukan penguatan pengawasan dan deteksi dini di perbatasan. Khususnya, pada semua pintu masuk ke Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan.
"Saya berharap semua pintu masuk dan keluar pelabuhan dan bandara disediakan alat pemindai agar terdeteksi siapa saja yang terduga terinfeksi virus," ujar Meutya.
Untuk diketahui, korban meninggal dunia akibat wabah virus corona terus bertambah. Sampai hari ini, jumlah orang tewas karena virus itu sudah mencapai 304 orang di China. Satu kasus kematian baru di luar China yakni di Filipina. Total kematian akibat corona mencapai 305 orang.