Sabtu 02 Nov 2019 12:41 WIB

Radikalisme, Antara Terminologi dan Persepsi

Terminologi radikal marak muncul dalam berbagai berita belakangan ini

Asma Nadia
Foto:

Padahal, sekarang banyak kelompok radikal dari etnis tertentu yang dengan mudah membantai etnis lain, juga ekstremis agama non-Islam yang menghancurkan masjid-masjid seperti yang terjadi di Afrika Tengah, salah satunya.

Pada masa lalu memang sering kata ekstrem ditempel pada partai tertentu (biasanya bukan partai pemerintah) dan dituduhkan pada partai lawan, tapi kini lebih sering ditempelkan pada Islam.

Anehnya, ketika umat Islam berbuat baik, saat umat Islam melakukan hal positif jarang ada frasa baru atau terminologi baru untuk umat Islam, misalnya Islam Damai (Peaceful Islam), Islam Sejuk, Islam Indah (beautiful Islam), dan lain-lain.

Saya bermimpi suatu saat kalimat seperti ini sering terbaca di media massa, misalnya, “Islam Damai membuat kaum minoritas di Indonesia nyaman beribadah menurut agama masing-masing.” Atau “Islam Sejuk telah menjaga persatuan di Indonesia.”

Agar adil, sebaiknya semua pihak menghindari pemakaian label atau terminologi tertentu agar tidak menyesatkan persepsi.

Saya sendiri lebih suka menyebut Kelompok Islam Sesat yang melakukan tindakan kekerasan. Terminologi itu menjelaskan, kesesatanlah yang membuat mereka melakukan kekerasan. Bukan Islamnya melainkan sesatnya.

Alhamdulillah, di tengah simpang siur terminologi tersebut, Kapolri terpilih Idham Azis dengan tegas menyatakan radikalisme tidak indentik dengan Islam. Hal senada diungkap Menko Polhukam Mahfud MD.

Besar harapan, pemahaman lurus kedua pejabat penting tersebut disepahami oleh segenap bawahannya juga seluruh rakyat Indonesia sehingga tidak terjadi salah paham di lapangan.

Tantangannya masih sama dari waktu ke waktu bagi umat Islam, yaitu bagaimana umat Islam bersama-sama mampu menjaga hingga Islam selamanya hanya menjelma wajah yang sejuk, damai, dan bersahabat.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement