Senin 21 Oct 2019 15:03 WIB

PKS Ingatkan PR Besar Menkes Baru

Menkes baru diharapkan menyempurnakan perbaikan negara dalam bidang kesehatan.

Anggota DPR RI Adang Sudrajat.
Foto: DPR RI
Anggota DPR RI Adang Sudrajat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Adang Sudrajat berharap agar Presiden Joko Widodo memilih Menteri Kesehatan (Menkes) yang berkualitas. Sehingga diharapkan dengan menteri yang mumpuni dapat menyempurnakan perbaikan negara dalam bidang kesehatan.

"Saat ini, defisit tenaga kesehatan terjadi pada beberapa jenis tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter gigi dan ahli gizi," ujar politikus yang juga sebagai dokter itu, seperti dikutip dari laman resmi partai PKS, Senin (21/10).

Baca Juga

Adang menjelaskan untuk dokter gigi puskesmas saja membutuhkan 9.825 orang jika mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014. Sedangkan saat ini baru ada sekitar 7.127 orang di tahun 2019.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan untuk sebuah negara yang telah hidup dalam suasana merdeka selama 74 tahun," keluh Adang.

Selain defisit tenaga kesehatan, hingga saat ini belum mampu melakukan pemerataan wilayah yang baik. Sehingga masih kurang ribuan tenaga medis. Bahkan bukan hanya kurang, distribusi tenaga kesehatan negara kita sangat timpang antara pulau Jawa dan luar Jawa. "Ketimpangan ini berlanjut sangat mencolok antara daerah perkotaan dan daerah terpencil”, ucapnya.

Adang mengatakan, ketimpangan distribusi tenaga kesehatan ini disebabkan oleh beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh menteri yang ditunjuk nanti. Di antaranya, masalah kultural maupun struktural yang banyak meninggalkan persoalan. Menurutnya masalah kultural, yang paling nampak pemerintah sulit memaksakan penempatan tenaga kesehatan perempuan.

"Karena umumnya orang tua atau suami tidak tega berjauhan dengan anak perempuan atau istrinya," terang Adang.

Sedangkan masalah struktural, antara lain model kebijakan penempatan tenaga kesehatan yang sentralistik. Sehingga membuat kecenderungan menciptakan bottle neck di institusi kesehatan. Ini dapat dilihat dari kondisi pengangguran tenaga kesehatan di perkotaan banyak terjadi. Padahal berdasar data kementerian kesehatan, Indonesia masih kekurangan ribuan tenaga kesehatan di masing-masing bidang.

Adang menjelaskan, saat ini kondisi ironi terjadi di daerah terpencil, tenaga kesehatan sangat kurang dan sangat dibutuhkan. Total kekurangannya bila mengacu pada permenkes, jumlahnya mencapai 14.297 orang. Terdiri dari dokter gigi kurang 2.698, apoteker kurang 1.124, tenaga kesehatan masyarakat kurang 6.192, tenagai gizi kurang 2.582  dan teknisi pelayanan darah 1.701. 

"Ini tantangan bagi menteri baru di kementerian kesehatan untuk menyelesaikan masalah selain pemenuhan jumlah tenaga kesehatan, juga adanya insentif tenaga kesehatan daerah yang tidak menarik," pesan Adang.

Adang menilai, insentif bagi tenaga kesehatan di daerah terpencil bisa jadi belum cukup menarik dibandingkan dengan potensi risiko yang mungkin harus dihadapi nakes tersebut. Transportasi, tantangan kondisi sosial masyarakat hingga menghadapi konflik berdarah menjadi risiko tinggi bagi mereka.

“Saya berharap, Menkes baru nanti mampu mengurai persoalan kesehatan nasional dan mencari serta menyelesaikan akar permasalahan sehingga dapat memberi jalan keluar dengan cepat," harapnya.

Sebab, kata Adang, indikator kepuasan masyarakat terhadap pemerintahnya, selalu memasukkan pelayanan kesehatan. Yakni sebagai salah satu parameter yang di evaluasi masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement