REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan raya Bantul yang awalnya minim penerangan kini sudah terbebas dari kegelapan. Sebanyak 205 Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian ESDM hadir memberikan penerangan secara optimal, meminimalkan kecelakaan dan tindak kejahatan.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM, Antonius Ratdomo Purbo menyebutkan fasilitas PJU-TS sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau listrik dari PLN dan juga bisa diaplikasikan di kawasan perkotaan. Selain itu, PJU-TS dinilai ramah lingkungan lantaran menggunakan sumber energi matahari untuk sumber listriknya.
"Dengan lampu jenis LED juga lebih irit dan terang. Usia pakainya juga lebih panjang," ujar Purbo, Selasa (15/10).
Pada tahun 2019, sambung Purbo, program bantuan PJUTS diberikan kepada 25 Provinsi dengan jumlah 2.500 titik. DI Yogyakarta sendiri mendapat jatah 600 titik tersebar di Bantul 205 titik, Kulon Progo 55 titik dan Gunung Kidul 340 titik.
Purbo berharap masyarakat mampu menjaga fasilitas PJU-TS yang pembangunannya menggunakan APBN. "Kami berharap pemerintah daerah dan masyarakat dapat merawat aset milik pemerintah ini, sehingga dapat bermanfaat lebih lama, seperti halnya lampu PJU-TS," kata dia.
Bupati Bantul Suharsono menyampaikan pembangunan lampu penerangan jalan umum merupakan bagian dari program pemda setempat. Namun keterbatasan APBD membuat tidak semua pembangunan dapat dibiayai oleh pemerintah daerah. "Fasilitas ini dapat memotivasi percepatan pembangunan di Kabupaten Bantul. Dalan kudu alus, lampu kudu gebyar-gebyar," kata Suharsono.
Sebagai informasi, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) adalah salah satu program prioritas nasional Kementerian ESDM dalam rangka pemenuhan dan pemerataan akses energi bagi seluruh wilayah Indonesia.