Kamis 10 Oct 2019 13:45 WIB

Pimpinan DPRD Jabar Sambut Pengungsi Wamena asal Jabar

Tragedi kemanusiaan di Wamena harus dimaknai sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI.

  Wakil Ketua DPRD Provinsi Jabar Achmad Ru’yat (tengah) berbincang dengan perwakilan warga Jabar yang baru saja mengungsi dari Wamena di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (9/10) malam.
Foto: Istimewa
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jabar Achmad Ru’yat (tengah) berbincang dengan perwakilan warga Jabar yang baru saja mengungsi dari Wamena di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (9/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Sedikitnya 71 warga Jawa Barat yang mengungsi dari Wamena berhasil tiba di Kota Bandung, Rabu (9/10) malam. Sejumlah Pimpinan DPRD Provinsi Jabar menyambut kedatangan mereka di Gedung Pakuan, Kota Bandung.  

Sebelumnya, mereka meninggalkan Wamena lalu transit di Posko Pengungsian BTN, Kota Sentani, Provinsi Papua. Dari Posko Pengungsian BTN, mereka diterbangkan ke Bandara Soekarno Hatta. Dengan menggunakan bus, pengungsi asal Jabar itu menuju Kota Bandung.  

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jabar Achmad Ru’yat menyampaikan rasa prihatin dan duka cita atas peristiwa kemanusiaan yang menimpa warga asal Jawa Barat di Wamena, Papua. Keprihatinan itu disampaikan Ru’yat saat menyambut kedatangan mereka di Gedung Pakuan, Kota Bandung.

photo
Menyambut kepulangan warga Jabar dari Wamena

Ru’yat berharap, peristiwa tersebut dapat dievaluasi dan dimaknai sebagai upaya untuk menjaga keutuhan NKRI. ‘’Mari kita bekerjasama dalam hal-hal yang kita dapat sepakati,’’ ucapnya.

Dengan bertoleransi, sambung Ru’yat, maka tidak ada perbuatan yang saling memaksakan kehendak, sehingga NKRI dapat terjaga dan terbangun. Mayoritas warga asal Jabar itu merasakan trauma akibat peristiwa kemanusian yang terjadi di Wamena.

Namun, tidak sedikit juga yang memutuskan untuk tetap bertahan di Wamena. Salah satu warga asal Kabupaten Subang bernama Pety mengungkapkan, dirinya beserta keluarganya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya karena situasi yang mencekam di Wamena.

Saat situasi mencekam itu terjadi, Pety bersama keluarga langsung dievakuasi oleh salah satu Paguyuban Sunda di Papua. Menurut keterangan Pety, akibat dari peristiwa itu, usaha toko dan jasa cuci pakaiannya raib dijarah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, yang memanfaatkan kondisi tersebut.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement